TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar Deden Ridwansyah mengatakan pihaknya sudah menemukan enam jasad yang diduga korban jatuhnya pesawat Air Asia PK-AXC QZ8501 di Selat Makassar. Lima di antaranya ditemukan di perairan Kabupaten Majene. Sedangkan satu mayat lain ditemukan di perairan Kabupaten Pinrang.
"Hingga pagi ini (pukul 11.00 Wita), kami sudah temukan enam mayat. Terakhir dua mayat ditemukan di perairan Majene dan perairan Pinrang," kata Deden kepada Tempo, Jumat, 30 Januari 2015. Empat jenazah masih berada di rumah sakit setempat untuk selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Basarnas Makassar belum bisa merinci identitas ataupun jenis kelamin jasad-jasad tersebut. Pasalnya, semua jasad sudah tidak utuh. Guna proses identifikasi, semua jasad itu akan diterbangkan ke Surabaya. Sejauh ini, baru dua dari enam mayat yang telah dibawa ke Surabaya.
Dalam empat hari terakhir, tim pencari dibantu nelayan setempat telah menemukan enam mayat, sejumlah barang, dan puing yang disinyalir bagian dari Air Asia. Temuan itu didapati di beberapa tempat berbeda dengan jarak berjauhan, yakni di antara Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten Majene, dan Kabupaten Pinrang. Jarak antara lokasi pesawat jatuh, yakni di perairan sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan Selat Makassar sekitar 950 kilometer.
Benda dari Air Asia yang ditemukan antara lain dudukan kursi, serpihan badan, dan tas gantung cokelat dengan identitas Andri Wijaya Poo, 37 tahun. Adapun dari enam mayat baru tiga yang diketahui jenis kelaminnya, yakni dua laki-laki dan satu perempuan.
Jasad dua laki-laki ditemukan dengan identitas di tubuh masing-masing, yakni Saiful Rakhmad, 38 tahun, dan Joe Jeng Fei, 48 tahun. Saiful adalah warga Jakarta Timur yang bekerja sebagai teknisi Air Asia. Sedangkan Joe merupakan warga Surabaya dan berprofesi sebagai wiraswastawan. Adapun jasad perempuan ditemukan tanpa identitas.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji mengatakan semua jasad korban yang diduga penumpang Air Asia memang mesti dibawa ke Surabaya guna memastikan identitas mereka. "Kita mau cocokkan dan itu (harus) di Surabaya. Tapi, memang diduga kuat itu korban Air Asia," katanya.
TRI YARI KURNIAWAN
Baca juga:
Mangkir ke KPK, Budi Gunawan Dibela Istana
Rangkul Prabowo, Jokowi Diminta Ekstra Hati-hati
Bekas Sopir Taksi Ini Jadi Buron Paling Dicari FBI
Prabowo Bela Jokowi, Ada Udang di Balik Batu?