TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin mewujudkan Jakarta sebagai cashless society. Ia juga ingin meringkaskan semua jenis transaksi.
"Masyarakat tidak perlu bawa lima kartu untuk membayar lima hal yang berbeda. Cukup satu kartu untuk semua," kata Ahok, Kamis, 29 Januari 2015.
Ia menginginkan setiap transaksi di pedagang kaki lima menggunakan e-money. Nantinya, kata dia, kuliner di kawasan Monas akan menerapkan sistem transaksi cashless. "Jadi, kalau mau makan di PKL di Monas, sudah enggak bisa lagi bayar pakai uang cash, harus pakai e-money," kata Ahok. (Baca: Kagumi Rusunami Buddha Tzu Chi, Djarot: Role Model)
Ia juga ingin nantinya setiap turis jika bertandang ke Indonesia cukup membeli satu e-money untuk bertransaksi apa pun. "Turis bisa beli e-money visa card yang bisa akses apa pun," katanya. Dengan cara ini, kata dia, tak ada celah bagi pedagang untuk bermain curang. (Baca: Alasan Ahok Bolehkan Mobil Pribadi Lewat Busway)
Ke depan ia menginginkan e-money bersinergi dengan konsep smart city. Ia mencontohkan nantinya e-money harus di-tap di pintu keluar halte Transjakarta untuk mengetahui rute apa yang harus ditambah dan pada jam berapa. Ia optimistis konsep smart city akan berhasil jika Jakarta dipaksa menerapkan sistem transaksi cashless. "Saya ingin buru-buru soalnya cuma sampai 2017. Enggak tahu apa terpilih lagi atau tidak," kata Ahok.
DINI PRAMITA
Baca juga:
Mangkir dari KPK, Budi Gunawan Mau Kemana?
Jasad Korban Air Asia di Majene Masih Tanda Tanya
Banyak Saksi Mangkir ke KPK, Budi Gunawan Gerah
Hujan Guyur Jakarta Hari Ini