TEMPO.CO, Washington DC - Liban Haji Mohamed tumbuh dan besar di pinggiran Kota Washington DC, Amerika Serikat. Sempat bekerja sebagai sopir taksi, dia kini masuk dalam daftar teroris paling dicari oleh Biro Penyelidikan Federal (FBI).
Untuk menangkap Mohamed, FBI menjanjikan imbalan US$ 50 ribu bagi siapa pun yang memiliki informasi keberadaannya. Ia dituduh menaturalisasi warga Somalia, menggunakan paspor AS untuk terbang ke Afrika Timur pada Juli 2012 bergabung dengan kelompok teroris Al-Shabaab dan Al-Qaeda, serta menyuplai material untuk mereka.
FBI yakin Liban kini masih berada di Afrika. “Kami tahu dia mendapat pelatihan senjata,” kata Lindsay Ram, pejabat FBI Washington, kepada ABC News, Kamis, 29 Januari 2015. Ram tidak mau pria kulit hitam itu menggunakan paspornya untuk kembali ke AS. Sebab, “Dia tahu bahasa (Inggris) dan tahu wilayah Washington, tahu budaya, bahkan transportasi di sini. Kami khawatir mereka kembali dan menggunakan keterampilan itu,” kata Ram.
FBI khawatir Mohamed menggunakan kemampuannya untuk rekrutmen dan propaganda. Ram menyebut Mohamed Zachary Chesser, pria muda lainnya, yang berubah menjadi teroris. Chesser, yang telah ditangkap pada 2011 dan tengah menjalani hukuman penjara 25 tahun, diduga memegang peran penting dalam upaya propaganda Al-Qaeda.
Untuk menangkal upaya propaganda, FBI membuat halaman Facebook dalam bahasa Somalia dan mengedarkan poster Mohamed di negara tersebut. Dengan ditambahkannya Mohamed ke dalam daftar teroris paling dicari FBI, berarti total ada 31 orang dalam daftar tersebut. Tak hanya FBI, Interpol juga mengeluarkan red notice untuk mencari Mohamed.
ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Waspada, 3 Minggu Mulas, Bisa Jadi Kanker Menyerang
Xanana Mundur sebagai PM Timor Leste 1 Februari
Michelle Obama Tak Berkerudung, Warga Saudi Marah?
Mc Donald's Merugi Terparah, Bos Langsung Mundur
Kuba Tuntut Amerika Serikat Kembalikan Guatanamo