TEMPO.CO , Jakarta:Hati-hati bila Anda termasuk netizen yang kerap melontarkan sumpah serapah di dunia maya. Kicauan di sosial media sesungguhnya bisa mencerminkan emosi seseorang. Emosi yang terkontrol ini memancing datangnya penyakit. (Baca: 3 Makanan Sehat Ini Bantu Merawat Jantung)
Berdasarkan hasil riset terbaru, kicauan di sosial media bisa menunjukkan risiko penyakit jantung. Dilansir Melbourne Leader, penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Pennsylvania menganalisa sebanyak 826 juta cuitan dari pengguna Twitter di Amerika Serikat. (Baca: Kenali, Apakah Anda Menderita Hipertensi?)
Salah seorang peneliti, Dr. Margaret Kern, kepada ABC menjelaskan sejumlah kicauan menunjukkan penggunanya berisiko menderita penyakit jantung. "Mereka yang berisiko tinggi ini berkaitan dengan emosi yang sangat negatif, kata-kata agresif, kebencian, penuh drama dan kebosanan," kata Kern. (Baca: Pernikahan Tak Bahagia Picu Penyakit Jantung)
Agar terhindar dari penyakit jantung, para ahli menyarankan agar kicauan bernada positif. "Mereka yang berisiko rendah berkaitan dengan hal-hal positif seperti kata pujian, teman, dan kebersamaan," kata Kern.
Namun Kern menjelaskan penelitian ini tidak secara spesifik melihat orang-orang pengguna Twitter, melainkan secara keseluruhan. "Penelitian ini melihat konteks tempat orang tinggal, sehingga mungkin bisa menunjukkan apa yang terjadi dalam komunitas tersebut," katanya.
"Misalnya, jika seseorang berada di sekitar orang-orang yang pemarah dan agresif, mungkin ada waktunya mereka akan meniru," tambah Dr. Kern.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunitas di negara bagian seperti Pennsylvania dan New York memiliki risiko lebih tinggi terserang penyakit jantung. Pesan utama penelitian ini adalah bahwa informasi kesehatan masyarakat bisa diperoleh melalui konten yang tersaji dalam media sosial.
Margaret Kern melakukan penelitian serupa di University of Melbourne sejak pindah ke Australia beberapa waktu lalu. Sejauh ini, ia melihat pengguna Twitter di Australia berbeda dengan di Amerika Serikat yang lebih sarkastis. "Orang Australia menggunakan lebih banyak kata-kata seperti please dan thank you," katanya.
MELBOURNE LEADER | WINONA AMANDA
Terpopuler
Gara-gara Ini, Akbar Tandjung Tinggalkan Ical
Politikus PDIP Sebut Ada 3 Brutus di Ring-1 Jokowi
Koalisi Merah Putih Prabowo Siap Dukung Jokowi
Dekati Prabowo, Jurus Politik Jokowi Tepuk 2 Lalat