TEMPO.CO, Jakarta - Lihatlah aksi Manchester United menghadapi Leicester City di Old Trafford pada Sabtu malam ini, 31 Januari 2015. Apakah MU sanggup membalas dendam kekalahan 3-5 dalam laga sebelumnya melawan tim berjuluk The Foxes itu?
Bila menang, tim asuhan Louis van Gaal ini bakal mengantongi 43 angka dari 23 pertandingan dan semakin kukuh nongkrong pada posisi empat besar alias zona Liga Champions. MU kini terus dikejar oleh Arsenal yang mengumpulkan poin 39 dari 22 pertandingan. Liverpool pun berambisi masuk ke empat besar kendati angkanya masih lumayan jauh, 35 poin.
Kabar baiknya, terutama bagi penggemar Liverpool—musuh bebuyutan MU, penampilan Robin van Persie dan rekan-rekannya belum mengalami banyak kemajuan walaupun sudah sering menang. Liverpool masih bisa mengubernya kendati harus tetap berjuang keras. Malam ini, Liverpool akan meladeni West Ham yang selama ini tampil bagus. (Baca: Jamu West Ham Bisa Apa Liverpool tanpa Sturridge)
Van Persie yang kontraknya habis 18 bulan lagi masih loyo dan tak banyak mencetak gol. Setelah tampil tidak maksimal di bawah kepemimpinan David Moyes, ia sebetulnya diharapkan bisa kembali pada performa terbaiknya saat Van Gaal, yang juga memimpinnya di tim nasional Belanda, datang ke Old Trafford pada awal musim ini.
"Musim ini, saya bermain kira-kira dalam 20 pertandingan dan mencetak delapan gol. Saya tidak senang akan hal itu. Saya ingin mencetak lebih banyak gol," kata Van Persie, seperti dikutip dari situs resmi Manchester United. (Baca: MU Vs Leicester, Rapor Van Persie Kurang Kinclong)
Bekas bek Arsenal, Martin Keown, melihat MU tidak mengalami banyak kemajuan selama diasuh oleh Van Gaal. “Tidak ada tanda-tanda kenikmatan atau ekspresi diri dalam permainannya. Para pemain seperti lelah dengan eksperimen Van Gaal,” tulis Keown.
Bahkan ia mengamati permainan MU saat ditahan imbang 0-0 oleh Cambridge pekan lalu sama saja dengan penampilan tim ini saat dikalahkan Swansea 1-2 pada pertandingan perdana musim ini. Problem utama MU, kata Keown, formasi tiga bek sejajar yang selalu mudah dieksploitasi lawan. Formasi ini selalu membuat tugas bek ataupun pemain sayap pontang-panting menutup lubang di pojok belakang.
Menghadapi Leicester, “Akan menarik untuk dilihat apakah MU mengubah formasi itu karena tim yang dihadapi ini suka bermain melawan tim dengan bek tiga sejajar,” tulis Keown.
MUTD | DAILYMAIL| TIM TEMPO