TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan Bambang Wijojanto, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, di depan anaknya saat mengantar sekolah pada Jumat pekan lalu meninggalkan catatan penting bagi dunia anak di Indonesia. Pemerhati anak, Yully Purwanti, pada Jumat, 30 Januari 2015, menyatakan bangga dengan pola pengasuhan yang dilakukan Bambang. (Baca: Rekan Bambang Widjojanto Minta Perlindungan Hukum)
"Artinya, Bambang sebagai ayah menerapkan prinsip keayahan atau fathering yang kini mulai hilang dalam pola pengasuhan anak di Indonesia," kata Yully.
Pemerhati anak dari Bunda untuk Pendidikan—sebuah perkumpulan para orang tua yang memiliki perhatian terhadap masalah anak dan orang tua—ini menerangkan bahwa sisi keayahan yang diterapkan Bambang sejak dini kepada anaknya secara sadar membuat si anak sudah menerapkan nilai-nilai tentang pekerjaan, termasuk risiko yang harus dialami sang ayah yang bekerja di KPK. (Baca: Bambang Widjojanto Ikhlas Jadi Korban, Asal...)
"Bambang sudah melakukan pendidikan pembangunan karakter anak yang benar. Terlihat, baik putrinya yang dewasa maupun putranya yang masih sekolah dasar, bisa begitu tenang dan yakin bahwa ayahnya bersikap benar. Bahkan, saat penangkapan terjadi, mereka tidak histeris. Hal itu membuktikan mentalnya sudah teruji. Si anak memiliki rasa percaya diri tidak tergoyahkan saat menyaksikan ayahnya diperlakukan seperti itu," kata wanita berhijab ini.
Yully mencermati banyak anak yang tak siap, bahkan mengalami depresi, bila menghadapi situasi seperti penangkapan Bambang itu. (Baca: Ditangkap, Bambang KPK Tahan Pipis Sambil Pangku Anak)
Menurut dia, "Bambang sudah menunjukkan tugasnya sebagai romo, ayah, yang memberikan nilai-nilai perlindungan, membangun kepercayaan diri, termasuk bagaimana sikap yang harus dimiliki si anak saat menghadapi situasi buruk, termasuk hal yang menimpa Bambang."
Yully juga mengatakan tampak sekali anak-anak Bambang tetap meyakini apa yang dilakukan ayahnya benar tidak tergoyahkan dengan pendapat orang lain. Dia menambahkan, "Kondisi ini berefek positif bagi anak, membuat anak jadi lebih kuat dan tangguh secara mental, tidak mengalami depresi dan tak goyah, bahkan ketika si anak berinteraksi dengan teman-teman, para guru, dan lingkungan di sekolah tempat ayahnya ditangkap." (Baca: Depresi pada Pria Jika Menjadi Ayah)
HADRIANI P.
Terpopuler
Ada Efek Negatif di Balik Makanan Sehat Ini
Meramal Penyakit Bisa dari Kicauan di Sosmed
Heboh Apel Berbakteri, Apa Kata Kedubes Amerika?
Kasus Apel Maut, Christine Hakim Pilih Buah Lokal
Apel Amerika Berbakteri, Anjasmara Pilih Pepaya