TEMPO.CO , Makassar:Pohon bermanfaat sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Tapi tak jarang keberadaan pohon di sekitar permukiman menjadi ancaman. Apalagi ketika musim hujan seperti saat ini yang sering kali disertai angin kencang akan mematahkan dahan, bahkan menumbangkan pepohonan. Karena itu, penting untuk memperhatikan kesehatan pohon-pohon di sekitar kita.
Awal Januari lalu, patahan pohon damar agathis atau Agathis dammara L. menimpa puluhan pengunjung Kebun Raya Bogor. Musibah itu mengakibatkan tujuh korban tewas. Peneliti sekaligus guru besar entomologi hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Dodi Nandika, mengatakan pohon itu tumbang karena keropos dimakan rayap.
"Rayap menyukai kelembapan tinggi tapi hangat.” Karena itu, penting untuk memonitor pohon-pohon. Menurut dia, rayap punya kebiasaan memakan kayu pelan-pelan sampai batang pohon habis, tapi tidak terlihat dari luar.
Ancaman keropos semakin besar jika kondisi pohon terluka, misalnya luka akibat dipaku. Paku yang berkarat, kata Dodi, akan mempermudah bakteri dan rayap menggerogoti dalam kayu. "Ada 13 bentuk anomali pohon yang sakit, tetapi tidak semua bentuk bisa terlihat secara visual.” Beberapa tanda penyakit yang sering terjadi pada pohon yakni tanda luka terbuka, kanker batang, busuk hati, lapuk, liang kembara akibat rayap, liang serangga, gerowong, tumbuhan pengganggu lain, mati pucuk, daun layu, dan nekrosis.
Pohon tumbang juga sering kali kita temukan di Makassar saat hujan turun disertai angin kencang. Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Hasanuddin, M. Restu, mengatakan pohon tumbang itu terjadi karena pohon tidak memiliki kekuatan untuk menahan bebannya, termasuk angin. “Idealnya, pohon perlu diperhatikan keseimbangan akar dengan tajuknya agar tidak tumbang.”
Menurut Restu, tajuk pohon sebaiknya simetris di semua sisi. Sebab, jika berat sebelah, itu akan sulit mengimbangi angin. Bentuk simetris ini bisa didapat melalui perlakuan dengan pemangkasan. Jika tak punya cukup waktu untuk melakukan perawatan, pilihlah jenis pohon yang bagus dan bentuknya sudah simetris tanpa harus mendapat banyak perawatan.
Tak cukup hanya melihat estetika dan memaksimalkan jasa lingkungan, tapi juga aman. “Menanam pohon itu sama dengan merawat diri,” kata Restu, saat ditemui di Unhas, Rabu lalu. Artinya, penting melakukan pemeliharaan yang kontinu.
Sebenarnya, untuk memastikan pohon sehat atau tidak, kata Restu, bisa dicek sendiri. Misalnya, untuk mengecek batang keropos atau tidak, bisa diketuk. Jika suaranya nyaring, patut diwaspadai. Bisa juga dibor untuk mengetahui usia pohon.
Keberadaan pohon, termasuk di jalan-jalan, memiliki beberapa fungsi, yakni sebagai pengarah, peneduh, dan untuk eliminasi polutan serta suara. Salah satu jenis pohon yang cukup banyak ditemukan di jalan-jalan di Makassar adalah pohon ki hujan atau trembesi alias Samanea saman atau Albizia—jenis ini memiliki fungsi eliminasi polutan.
Dalam memilih pohon, perlu memperhitungkan kebersihan lingkungan. Untuk jalan-jalan di perkotaan, sebaiknya dipilih tanaman yang tidak banyak menggugurkan daun. Tapi sebaiknya juga menghindari keseragaman.
Kepala Laboratorium Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Universitas Hasanuddin, Profesor Amran Achmad, yang ditemui pada Kamis pekan lalu di Unhas, mengatakan fungsi ekologi dan keanekaragaman hayati juga penting untuk diperhatikan. Fungsi ekologi ini hanya akan terjadi jika menghadirkan keberagaman tanaman.
Pohon itu rumah satwa liar. Semakin banyak jenis pohon yang ditanam, semakin panjang rantai ekosistemnya. Keberagaman pohon yang ditanam bakal menciptakan ekosistem hutan kota yang juga akan menghadirkan ekosistem biofisik, seperti burung, serangga, tokek, dan kadal. Menurut Amran, satwa-satwa liar ini memiliki manfaat polinasi bagi lingkungan perkotaan.
M. SIDIK PERMANA | IRMAWATI
Berita lain:
Partai Koalisi Dukung Jokowi Tunjuk Kapolri Baru
Artis DPR Dilarang Show: Nurul Tegas, Desy Ngeles
Politikus PDIP Tak Khawatir Prabowo 'Curi' Jokowi