TEMPO.CO, Slawi - Sebanyak 22 desa dari 281 desa di Kabupaten Tegal dinyatakan endemis demam berdarah dengue (DBD). “Di 22 desa itu ditemukan kasus DBD selama tiga tahun berturut,” kata Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Tegal Ari Dwi Cahyani, Ahad, 1 Februari 2015.
Ari menuturkan 22 desa itu tersebar di sepuluh kecamatan, di antaranya Slawi, Talang, Kramat, Suradadi, Tarub, Balapulang, dan Jatinegara. Sejak awal Januari hingga kini, tercatat ada 39 kasus DBD di Kabupaten Tegal. Satu korban meninggal dunia. Jumlah 39 kasus itu belum termasuk penderita yang baru terkena DBD fase awal. (Baca: Nyamuk Serang Madiun, DB dan Chikungunya Mewabah)
Mencegah bertambahnya korban DBD, Dinas Kesehatan Tegal gencar mensosialisasikan cara pemberantasan sarang nyamuk hingga pengasapan (fogging) di 22 desa endemis DBD. Dari hasil penyelidikan sejak Desember 2014 di wilayah endemis DBD, menurut Ari, kesadaran masyarakat masih rendah untuk menerapkan langkah pemberantasan sarang nyamuk secara rutin.
Di Kabupaten Brebes, jumlah kasus DBD jauh lebih tinggi dibanding Tegal. Sejak Januari lalu hingga kini, ada 64 kasus DBD, tujuh korban di antaranya meninggal dunia. “Pasien DBD rata-rata anak di bawah umur,” ujar Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Brebes Awaludin. (Baca: Diduga Ebola, Ternyata Terjangkit Demam Berdarah)
Dari tujuh korban meninggal akibat DBD, tiga di antaranya bayi asal Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Brebes. “Salah satunya adalah Tiar Ahmad Alfarizi yang baru berumur delapan bulan,” tutur Subkhan, warga Bulakamba.
DINDA LEO LISTY
Berita Lainnya:
Bandung, Kota Terfavorit Turis di Indonesia
Disebut Bakal Gantikan BG, Ini Kata Budi Waseso
Budi Waseso Pantang Mundur Bidik Abraham Samad
Calon Kapolri Baru, Ini Sinyal Jokowi ke Kompolnas
KPK vs Polri: 3 Momen Kedekatan Jokowi dan Mega