TEMPO.CO, California - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluncurkan sebuah roket canggih dari Pangkalan Udara Vandenberg di California, Amerika Serikat, Sabtu waktu setempat (Baca: Ilmuwan Ungkap Asal-usul Iklim Planet Mars).
Satelit Soil Moisture Active Passive (SMAP) yang diangkut roket Delta 2 ini bertugas melacak keberadaan air tanah, yang dapat membantu warga di wilayah rendah untuk mengantipasi banjir dan bersiap menghadapi musim kemarau panjang (Baca: Hujan Meteor Geminid Warnai Langit Akhir Pekan).
Manajer peluncuran NASA, Tim Dunn, mengatakan peluncuran SMAP tidak mengalami kendala berarti. Saat satelit mencapai ketinggian 692 kilometer, ilmuwan akan mengoperasikan dua instrumen untuk mengukur kelembapan tanah di Bumi. Tujuannya, untuk menciptakan peta global kondisi tanah dalam resolusi tinggi.
Ilmuwan berharap data satelit ini akan meningkatkan kemampuan memprediksi banjir dan musim kemarau panjang.
"Data ini tidak hanya menguntungkan ilmuwan dalam lebih memahami planet kita, satelit ini adalah pembuat rencana dan kebijakan darurat," kata Geoffery Yoder, wakil administrator program NASA, seperti dilansir The Hindu, kemarin.
Selama ini, peta kekeringan dan pengingat banjir di beberapa negara dibuat berdasarkan grafik komputer. Satelit SMAP mampu mengukur kondisi tanah secara lebih mendetail.
Selain SMAP, roket Delta 2 juga membawa tiga satelit nano untuk JPL, Universitas Montana State, dan Universitas California Polytechnic State. Lebih dari 100 mahasiswa terlibat dalam pembuatan tiga satelit nano bernama CubeSats tersebut (Baca juga: Pesawat Antariksa Eropa Data 70 Ribu Planet Alien ).
THE HINDU | WINONA AMANDA
Baca berita lainnya:
Cerita Ahok: Jokowi Bukan Takut Bu Mega Tapi...
MA: Gugatan Praperadilan Budi Gunawan Sulit
Budi Waseso Pantang Mundur Bidik Abraham Samad
Calon Kapolri Baru, Ini Sinyal Jokowi ke Kompolnas
KPK vs Polri: 3 Momen Kedekatan Jokowi dan Mega