TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, menilai pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto tiga hari lalu merupakan ancaman bagi keberlangsungan koalisi partai pendukung pemerintah.
"Bayangkan, jika ada afiliasi baru, pasti akan ada ancaman terhadap posisi dan sumber daya tertentu," ujar Gun Gun, Sabtu, 31 Januari 2015. (Baca: Politikus PDIP Tak Khawatir Prabowo 'Curi' Jokowi)
Pertemuan Jokowi dengan Prabowo diduga membahas polemik seputar gesekan yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri. Konflik ini terkait dengan pelantikan calon tunggal Kapolri, Komjen Budi Gunawan, yang tertunda karena status tersangka yang dikeluarkan KPK.
Pasca-pertemuan di Istana Bogor itu, Prabowo menyatakan dukungannya atas sikap Jokowi. Menurut Prabowo, dukungan akan diberikan sepanjang Jokowi mengedepankan kepentingan rakyat. (Baca: Golkar Minta Jokowi Tunjuk Calon Kapolri Tambahan)
Sikap itu bertolak belakang dengan koalisi partai pendukung pemerintah, yaitu Koalisi Indonesia Hebat, yang saat itu masih meminta Budi Gunawan dilantik. Sedangkan kalangan pegiat antikorupsi menentang hal itu.
Pertemuan keduanya menuai reaksi dari petinggi partai pendukung pemerintah. Terlebih setelah Prabowo mengumpulkan pimpinan partai anggota Koalisi Merah Putih dan permintaan Jokowi kepada Komisi Kepolisian Nasional untuk menjaring ulang calon Kapolri baru. (Baca: Partai Koalisi Dukung Jokowi Tunjuk Kapolri Baru)
Para pimpinan partai pendukung pemerintah lalu menggelar pertemuan di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di bilangan Kebagusan, Jakarta Selatan, guna merespons pertemuan Jokowi dengan Prabowo.
RIKY FERDIANTO
Berita Terpopuler:
Budi Waseso Diperiksa Komnas HAM Tiga Jam
Sindir Jokowi, NasDem: Kalau Bisa Diintervensi, Jangan Jadi Presiden
Diminta Mundur Tim Jokowi, Budi Gunawan Bereaksi
Kenapa Surya Paloh Ngotot Budi Gunawan Dilantik?