TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Guntur, 53 tahun, menangis histeris melihat anaknya, Layla Fitriani Ahmad, 15 tahun, meninggal di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Putrinya itu tewas setelah ditabrak iring-iringan bus polisi di terowongan Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Senin, 2 Januari 2015.
Guntur menceritakan kejadian nahas yang menimpa dia dan putrinya. Saat itu, pukul 14.30 WIB, dia mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit dengan nomor polisi B-1679-SJZ. "Saya ditabrak oleh bus polisi, dan yang menabrak kabur," kata dia kepada Tempo.
Guntur dan Layla jatuh. Dengan memegang putri kesayangannya yang luka di bagian kepala serta kuping mengeluarkan darah, Guntur meminta tolong dan memberhentikan bus polisi di belakangnya. "Tolong, yang nabrak kabur," ujarnya.
Seorang saksi yang tak mau disebut namanya, menuturkan saat itu ada empat bus dalam iring-iringan yang melaju kencang. "Bus ketiga yang menolong," katanya.
Setelah ditabrak, kata dia, perempuan yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 15 itu dibawa ke Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedua korban langsung diperiksa sekitar sepuluh menit dan dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan perawatan intensif.
Guntur menuturkan putrinya tewas sekitar 16.30 setelah dirawat di IGD. "Putri saya tewas setelah ditabrak bus polisi yang menyerempet. Saya lihat di spion motor. Saat itu bus polisi melaju kencang dan menabrak saya," ujarnya.
Salah satu petugas Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Jakarta Selatan mengatakan bus itu merupakan kendaraan khusus dari Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Bus itu kosong, mau menjemput personel yang menjaga sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," tuturnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin mengatakan belum mendapat info tabrakan ini. "Saya cek dulu," ujarnya saat dihubungi.
HUSSEIN ABRI