TEMPO.CO, Jakarta - Dua kali penurunan harga bahan bakar minyak oleh Presiden Joko Widodo mulai memberi dampak. Badan Pusat Statistik melaporkan pada hari ini, Senin, 2 Februari 2015, sepanjang Januari 2015, terjadi deflasi atau penurunan harga rata-rata barang dan jasa sebesar 0,24 persen. Jadi, inflasi tahunan (Januari 2014-Januari 2015) menjadi 6,96 persen.
Menurut BPS, inflasi terjadi karena penurunan harga pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,04 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lain yang naik adalah kelompok bahan makanan yang naik 0,6 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,65 persen); perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,8 persen); serta kesehatan (0,6 persen). (Baca: Golongan Listrik Ini Tak Disubsidi per 1 Januari)
Beberapa komoditas yang turun harga pada Januari 2015 antara lain bensin, cabai merah, tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan udara, cabai rawit, solar, buncis, kacang panjang, dan mentimun. Sedangkan komoditas yang harganya naik antara lain daging ayam ras, ikan segar, beras, telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, upah pembantu rumah tangga, tarif rumah sakit, dan rokok kretek filter. (Baca: Harga BBM Turun, Apa Kabar Bumbu Dapur?)
Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman menuturkan tekanan inflasi menurun karena harga beberapa komoditas makanan dan harga BBM turun. "Mengingat harga BBM telah turun dua kali," ujarnya saat dihubungi hari ini. Ia juga memprediksi neraca perdagangan Indonesia akan kembali surplus karena faktor musiman pada Desember.
Jokowi, pada 17 November 2014, mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi yang berlaku keesokan harinya. Harga Premium dinaikkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter, sementara solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (Baca: Harga BBM Sudah Sesuai Harga Pasar Dunia)
Seiring dengan merosotnya harga minyak mentah dunia, pada 31 Desember 2014, Presiden menurunkan harga Premium menjadi Rp 7.600 per liter dan solar Rp 7.250 per liter. Disusul kebijakan serupa pada 18 Januari 2015 yang membuat harga Premium tinggal Rp 6.600-6.700 per liter dan solar Rp 6.400 per liter.
EFRI RITONGA | ALI HIDAYAT
Terpopuler
Ini Daftar Calon Baru Kapolri di Tangan Kompolnas
Awas, Jejak Hakim Kasus Budi Gunawan Mencurigakan
Sidang Gugatan Budi Besok, Lonceng Kematian KPK?
Posisi Budi Gunawan Dinilai Mirip Calon Berzina
Kampus Bergerak, Galang Dukungan Selamatkan Jokowi