TEMPO.CO, Berlin - Mantan Presiden Jerman yang menentang sikap orang Jerman menyangkut Holocaust (genosida atau pembersihan etnis Yahudi) dengan menyatakan negaranya telah dibebaskan dengan kekalahan Nazi pada 1945, Richard von Weizsaecker, meninggal dunia pada Sabtu, 31 Januari 2015. Ia meninggal pada usia 94 tahun.
Lahir dari keluarga paling aristokratis di Jerman, Von Weizsaecker menjadi presiden pada era unifikasi Jerman Timur dengan Jerman Barat pada 1990, sebelas bulan setelah ambruknya Tembok Berlin.
Dia terkenal lewat pidato monumentalnya pada Mei 1985 dalam peringatan 40 tahun Perang Dunia II. Dia mendesak warga Jerman bertanggung jawab atas Holocaust. Dia memicu kontroversi ketika menyatakan Jerman telah dibebaskan oleh tumbangnya Reich Ketiga. (Baca: Gauck Resmi Jadi Presiden Jerman )
Von Weizsaecker, seorang Demokrat Kristen (CDU) yang pernah menjadi perwira tentara Jerman, Wehrmacht, pada Perang Dunia II, menjadi Presiden Jerman Barat pada 1984 dan lengser satu dekade kemudian.
Sebelumnya, setelah berkarier di bidang hukum dan bisnis, dia memasuki dunia politik pada 1969 dan pada 1981 menjadi Wali Kota Berlin Barat. Kenegarawanannya membuat Jerman Barat dihormati negara-negara sekutunya, sehingga mereka tidak lagi mengkhawatirkan unifikasi Jerman.
Dia pernah dikritik karena menjadi tentara Hitler yang beberapa kali naik pangkat, bahkan mendapatkan bintang Iron Cross pada 1944. (Baca: Kamp Konsentrasi Nazi, Menebar Kengerian di Eropa )
Dilansir Reuters, dia menjadi pengacara untuk ayahnya, Ernst, yang menjadi Menteri Luar Negeri Nazi dari 1938 sampai 1943 sekaligus anggota SS, pada pengadilan penjahat perang di Nuremberg 1948-1949.
REUTERS | WINONA AMANDA
Baca juga:
Merkel Menentang Gerakan Anti-Islam di Jerman
Cetak Ulang Kartun Nabi, Suratkabar Jerman Diteror
Perusahaan Konstruksi Jerman Buat Lambang Nazi