TEMPO.CO, Kediri - Perusahaan rokok PT Gudang Garam menolak menjadi sponsor kesebelasan Persik Kediri yang mengalami kesulitan keuangan. Klub juara Liga Indonesia 2006 itu bahkan nyaris dibubarkan setelah terlilit utang dan ditinggal pergi para pemainnya.
Juru bicara Gudang Garam, Iwhan Tricahyono, mengatakan perusahaannya memiliki pertimbangan sendiri dalam membangun kerja sama sponsorhip dengan pihak luar. Di antaranya adalah mempertimbangkan tanggung jawab perusahaan kepada negara yang patut diprioritaskan. (Baca berita terkait: Berdarah-darah, Persik di Ambang Gulung Tikar)
Menurut Iwhan, Gudang Garam memiliki tiga kewajiban besar kepada negara, yakni memberikan kontribusi pajak, membayar cukai, dan menyerap tenaga kerja. Ketiga hal itu menjadi prioritas pertama perusahaan dalam mengalokasikan keuangannya. "Alhamdulillah tiga kewajiban itu selalu terlaksana," kata Iwhan kepada Tempo, Senin, 2 Februari 2015.
Adapun untuk aspek program sosial, Gudang Garam fokus pada perbaikan lingkungan hidup, antara lain membangun pipanisasi air bersih di kawasan rawan kekeringan. Prioritas-prioritas itulah yang menyebabkan Gudang Garam tak bisa membangun kerja sama dengan Persik. (Baca: Gudang Garam Ogah Sponsori Persik)
Meski demikian Gudang Garam, menurut Iwhan, tak akan lepas tangan terhadap kesulitan Persik. Dalam pertemuan dengan pengurus Persik beberapa saat lalu, kata dia, Gudang Garam bersedia membantu keuangan Persik tanpa ikatan sponsor. Namun berapa nilainya Iwhan belum mengetahui. "Kami sadar perusahaan ini hidup di Kediri dan menjadi bagian dari Persik," kata Iwhan.
Dia berharap masa depan Persik di kancah sepak bola nasional tetap berkibar. Dan bantuan yang akan diberikan tanpa kompensasi sponsor itu bisa mengurangi beban pengurus yang tengah dibekap utang gaji pemain sebesar Rp 2 miliar. (Baca pula: Persik Kediri Dibantu Rp 1 Miliar)
Ketua Umum Persik Barnadi mengatakan beban keuangan kesebelasannya sangat parah. Selain tak memiliki dana abadi, timnya juga terancam bubar setelah banyak pemain yang keluar akibat keterlambatan gaji. Sebagai pengurus dia hanya bisa berjanji akan membayar kewajiban itu jika ada pemasukan. "Salah satu yang kami harapkan sponsor," katanya.
HARI TRI WASONO