TEMPO.CO, Jakarta: Kota Depok kini menjadi target perisakan netizen di media sosial. Kota ini dicap menjadi kota tempat banyak begal berkeliaran.
Sejarawan JJ Rizal berpendapat, perisakan itu wajar terjadi. "Ini menunjukkan Depok bukan hanya tak diurus, tapi salah urus," kata dia, Senin, 2 februari 2015.
Pemerintah Depok, kata Rizal, justru mengurusi hal-hal yang remeh temeh dan tak penting. Dia mencontohkan soal aturan di Depok untuk makan dengan tangan kanan. "Kok mengatur orang makan pakai tangan kanan," ujarnya. Padahal menurut dia masih banyak hal lebih penting yang harus diurus, seperti transportasi publik dan ancaman banjir. (Baca juga: Bekasi Dirisak, Mirip 'Mati Ketawa Cara Rusia')
Hal tersebut, kata Rizal, mengindikasikan juga ketidakhadiran pemerintah setempat di tengah masyarakat. "Perisakan itu bisa dianggap sebagai aspirasi mereka," kata dia. Aspirasi warga tidak bisa sampai melalui jalur resmi seperti DPRD, sehingga mengungkapkannya lewat media sosial.
Rizal menyarankan agar pemerintah Depok segera bertindak. "Harus ada revolusi pemikiran," kata dia. Sebab, menurut dia, reaksi di media sosial menunjukkan bahwa Depok bukan hanya milik warga Depok, tapi semua orang yang memiliki kepentingan dengan Depok. "Termasuk mereka yang berkuliah atau berbisnis di Depok."
Setelah beberapa kejadian pencurian dengan kekerasan sepeda motor terjadi di Depok belakangan, media sosial meresponsnya dengan membuat sejumlah meme menyindir Depok. Di antaranya adalah sebuah gambar bertuliskan "Main-mainlah ke rumah aku di Depok. Siapa tau dibegal." (Baca: Sadis, Perampok Merampas Sepeda Motor dan Menusuk Korban)
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Lainnya:
Bekasi Dirisak, Sopir Bus Bekasi-Jakarta Berbagi Cerita
Dirisak, Bekasi Ternyata Artinya Bulan
Dirisak, Pemkot Bekasi Nilai Tweeps Lebay
Bekasi Dirisak, Mirip 'Mati Ketawa Cara Rusia'