TEMPO.CO, Jakarta - Layla Fitriani Ahmad, 15 tahun, merupakan korban tewas tabrak lari iring-iringan bus polisi di terowongan Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Fitriani ditabrak bus itu bersama ayahnya, Ahmad Guntur, 53 tahun, yang saat itu sedang mengendarai sepeda motor.
Suasana duka menyelimuti rumah Guntur di Jalan Haji Salim I Nomor 3A, Radio Dalam. Keluarga, teman sekolah, dan tetangga Fitriani tidak percaya bahwa gadis itu pergi selamanya pada usia yang masih muda.
Teman baik Fitriani saat belajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri 240, Kebayoran Baru, Garini Gatra, 15 tahun, tidak menyangka akan kehilangan sahabatnya itu. "Saya tahu dari pesan BlackBerry teman," katanya sambil menangis di rumah duka, Senin, 2 Februari 2015.
Menurut Garini, Fitriani merupakan pribadi yang baik dan ceria. "Fitriani juga baru ulang tahun tanggal 29 Januari kemarin. Aku dan teman ngasih dia kado," katanya. (Baca: 'Polisi Masa Gitu', Tabrak Anak Tak Tanggung Jawab)
Tetangga dan teman SMP Fitriani, Lia Meilinda, 15 tahun, mengatakan perjumpaan terakhirnya dengan Fitriani terjadi pada Ahad, 1 Februari 2015. Fitriani, kata dia, saat itu sedang lewat di depan rumahnya. "Malam itu Fitriani juga sempat ganti foto profil BlackBerry Messenger," katanya.
Guntur mengatakan putri tercintanya itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kamboja, Radio Dalam, sekitar pukul 11.00 WIB. "Putri saya akan disalatkan di Masjid Annur," katanya.
Salah satu petugas Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan mengatakan bus yang menabrak Fitriani merupakan kendaraan khusus dari Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Bus itu kosong, mau menjemput personel yang menjaga sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," katanya.(Baca: Tabrak Fitriani Hingga Tewas, Bus Polisi Itu Kabur)
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin mengatakan belum mendapat info ihwal tabrakan ini. "Saya cek dulu," katanya saat dihubungi.
HUSSEIN ABRI YUSUF