TEMPO.CO , Makassar -- Korban dan puing pesawat AirAsia PK-AXC QZ8501 terus bermunculan di Selat Makassar. Setelah menemukan tujuh potongan tubuh (body part) dan sejumlah barang penumpang, bagian pintu darurat pesawat ditemukan di perairan Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin, 2 Februari 2015.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, mensinyalir potongan rangka pesawat itu adalah pintu darurat pesawat rute Surabaya-Singapura yang jatuh di Selat Karimata, akhir tahun lalu. Itu mengacu pada bentuk fisik serpihan.
"Diduga pintu darurat pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh satu bulan lalu. Temuan itu pertamakali ditemukan oleh nelayan yang kemudian dilaporkan dan diserahkan ke tim pencari (Badan SAR Nasional alias Basarnas)," kata mantan Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Makassar ini.
Temuan pintu darurat AirAsia QZ8501 cukup mengagetkan, khususnya para nelayan. Sebab, benda itu tersangkut di jaring nelayan yang tengah mencari ikan di lepas pantai Desa Langnga, Kecamatan Mattirosompe, Kabupaten Pinrang. "Serpihan itu ditemukan tersangkut di jaring nelayan," Endi berujar.
Temuan itu, Endi melanjutkan merupakan yang kesekian kali di Kabupaten Pinrang. Sebelumnya, di daerah ini, tepatnya di perairan Kecamatan Suppa, ditemukan potongan tubuh yang sudah tidak utuh dan tak dapat dikenali. Tidak jauh dari temuan jasad itu didapati tabungan oksigen berwarna hijau.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Deden Ridwansyah, menambahkan secara keseluruhan, pihaknya sudah menemukan tujuh potongan tubuh. Kebanyakan didapati di bibir pantai Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
TRI YARI KURNIAWAN