TEMPO.CO, Surabaya-Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono mengatakan awalnya menduga potongan tubuh yang diberi label B077 itu seorang bayi salah satu penumpang AirAsia QZ8501. Potongan tubuh itu ditemukan oleh nelayan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
"Akhirnya potongan tubuh itu ikut dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi. Kami identifikasi seperti jenazah lainnya," kata Budiyono, Rabu, 4 Februari 2015.
Namun sejak Selasa kemarin, 3 Februari 2015, Tim DVI menemukan beberapa kejanggalan, tepatnya saat jasad dimasukkan ke dalam ruangan pemeriksaan post mortem.
Berdasarkan pemeriksaan awal, kata dia, tulang belulang dan kontur tubuh dari kulit jasad itu tidak seperti layaknya manusia, sehingga Tim DVI melibatkan ahli antropologi, odontologi serta DNA untuk membantu mengenali.
"Pemeriksaan intensif kami lakukan sejak kemarin, dan baru pada hari ini kami bisa memastikannya bahwa jasad korban dengan label B077 tersebut ternyata non-human, tapi jenis hewan primata. Sangat mungkin golongan monyet," kata dia.
Menurut Budiyono, kulit pada tubuh bagian belakang bangkai tersebut, mulai dari punggung lurus ke bawah tebal, keras dan kasar. "Ciri-ciri kulit semacam itu bukan menunjukan ciri kulit manusia," katanya.
Budiyono memastikan label jenazah B077 tidak masuk dalam manives korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata. "Jadi jenazah itu kami singkirkan dari korban Air Asia," kata dia.
Dengan demikian, kata Budiyono, total jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara yang awalnya 78 dikurangi satu. Dari jumlah itu 68 diantaranya sudah berhasil teridentifikasi dan sudah diserahkan kepada keluarganya masing-masing.
MOHAMMAD SYARRAFAH