TEMPO.CO, Makassar -Alimuddin dan Fitriawan terpaksa berurusan dengan Kepolisian Sektor (Polsek) Rappocini. Dua remaja 19 tahun tersangka penodongan ini diringkus oleh korbannya sendiri, Inspektur Dua Theodorus Echael dan Brigadir Kepala Harianto Bora di Jalan Yusuf Dg Ngalling, Selasa (3/2) dini hari. "Mereka mengancam polisi yang berpatroli,” kata Juru Bicara Polda Sulselbar, Komisaris Besar Endi Sutendi, kemarin.
Kejadian itu berawal saat Ipda Theodorus dan Bripka Harianto yang berpatroli melintas dari arah Jalan AP Pettarani ke Jalan Yusuf Dg Ngalling. Dua personil Unit Khusus Polsek Rappocini ini dihadang enam orang yang berboncengan dengan tiga motor dari arah berlawanan.
Enam remaja itu menodongkan parang dan busur dengan anak panah. Yang ditodong mengeluarkan pistol dan melepas tembakan peringatan. Sadar korbannya adalah polisi, para penodong berhamburan menyelamatkan diri. Mereka pun kejar-kejaran menggunakan motor di sepanjang Jalan Yusuf Dg Ngalling. Sial bagi Alimuddin dan Fitriawan, mereka tertangkap.
“Dua dari enam pelaku ditangkap dengan barang bukti anak panah." Alimuddin dan Fitriawan diperiksa. Polisi juga telah mengantongi empat yang kabur, yakni Taufik, Yulianto, Angga dan Adul.
Sebelumnya, Brigadir Dua Nurul Wahidah juga ditodong di Jalan Hertasning, Kecamatan Rappocini, Ahad lalu (1/2). Personil dari Unit Reserse Kriminal Polsek Rappocini itu terluka akibat terkena panah di paha.
Kala itu, anggota Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Makassar ini hendak ke Markas Polrestabes Makassar sekitar pukul 05.25. Namun di jalan, Nurul dihadang empat orang yang saling berboncengan motor.
Sedangkan anggota Brimbo Polda Sulselbar, Brigadir Dua Sudirman yang ditikam oleh pengatur lalu lintas alias pak ogah di pertigaan Jalan Sultan Alauddin -Jalan Andi Tonro, Sabtu pekan lalu (31/1). Sudirman terluka punggungnya. “Pemicunya karena korban tetap melintas saat Pak Ogah hendak menyeberangkan sebuah mobil.”
Wakil Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sulsel, Nasrum mengatakan, kasus kriminalitas terhadap aparat cukup mencengangkan dan mengkhawatirkan masyarakat. Menurutnya, jika aparat saja menjadi korban, tentu masyarakat makin terancam.
Ia berharap kepolisian bertindak cepat dan tegas mengusut semua perkara kekerasan terhadap polisi dan warga sipil. "Ini tidak boleh dibiarkan berlarut. Harus ada penegakan hukum agar peristiwa itu tidak berulang dan menimpa korban lainnya."
SULFAEDAR PAY| TRI KURNIAWAN