TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Razman Arif Nasution, mengatakan ia tidak pernah mengenal sosok Lo Stefanus. Kata dia, selama menjadi anggota tim kuasa hukum Budi, dia tidak pernah mengetahui nama Stefanus masuk dalam daftar teman baik Budi. "Belum pernah tahu, belum pernah ketemu," katanya kepada Tempo, Rabu, 4 Februari 2015.
Saat ditanya apakah Budi sering menerima tamu dari kalangan pengusaha, Razman menepis. Kata dia, Budi hanya biasa menerima tamu dari kalangan keluarga dan anggota pengamanan di rumah dinasnya. "Biasanya pengusaha itu kan identik dengan Cina. Selama ini saya tidak pernah melihat Pak Budi bertemu dengan orang seperti mereka," ujarnya. (Baca: Lo Stefanus, Teman Komjen BG, Ternyata Raja Berlian)
Budi sebelumnya sempat mentereng manakala ia dicurigai memiliki rekening gendut dengan nilai Rp 57 miliar pada 2010. Komisaris Jenderal Ito Sumardi, yang saat itu Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, memimpin penyelidikan terhadap rekening Budi. Timnya menemukan bahwa seluruh transaksi rekening itu "legal dan dapat dipertanggungjawabkan".
Jejak Stefanus muncul dalam dokumen yang disebar saat uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri digelar di DPR pada pertengahan Januari 2015. Dokumen itu berisi klarifikasi Budi Gunawan perihal kepemilikan rekening gendut. Menurut dia, dana Rp 57 miliar itu milik anaknya, Muhammad Herviano Widyatama. Kepada Bareskrim, Budi menyebut duit itu sebagai pinjaman dari Pacific Blue International Limited, perusahaan investasi di Selandia Baru. (Baca pula: Lo Stefanus, Teman Komjen BG,Ternyata Raja Berlian)
Menurut Budi, pinjaman dari Pacific Blue bermula dari keinginan Herviano berbisnis di bidang pertambangan timah dan perhotelan. Namun, kepada dia, Herviano mengaku memiliki modal terbatas. Dia lantas berjanji akan mengenalkan Herviano kepada dua temannya untuk memperoleh pinjaman modal.
Dalam sebuah pertemuan yang tak disebutkan tanggalnya, menurut dokumen itu, Budi mempertemukan Herviano dengan Lo Stefanus dan Robert Priantono Bonosusatya. Selanjutnya, Robert memperkenalkan Herviano dengan David Koh, kuasa direksi Pacific Blue, yang berjanji akan mengucurkan pinjaman. Pada 6 Juli 2005, akhirnya Herviano, yang saat itu berusia 19 tahun, meneken akad kredit Rp 57 miliar dengan Pacific Blue.
Lantas, siapakah Lo Stefanus dan Robert Priantono, yang diakui oleh Budi Gunawan sebagai temannya? Kepada tim Bareskrim Mabes Polri yang memeriksanya pada 10 Juni 2010, Stefanus mengaku sebagai teman lama Budi dan mengenal Herviano. Namun, dokumen itu tidak menyebutkan dengan detail sejak kapan Stefanus dan Budi berteman, termasuk bagaimana mereka bertemu dan berkenalan.
Dari penelusuran Tempo diketahui bahwa Stefanus juga merupakan pendiri sekaligus Chief Executive Officer PT Mondial Investama Indonesia, perusahaan investasi yang berbasis di Jakarta. Stefanus pun dikenal sebagai Komisaris PT Dyandra Media International, perusahaan penyelenggara acara dan pameran. Di perusahaan ini, PT Mondial memiliki saham 5,27 persen per 31 Desember 2014.
Hingga Rabu petang, 4 Februari 2015, Tempo belum berhasil meminta konfirmasi kepada Stefanus ihwal kedekatannya dengan Budi dan Herviano serta perannya yang lain dalam pengucuran kredit dari Pacific Blue. Ketika dihubungi, telepon kantor PT Mondial di Menara UOB, Plaza Thamrin, Jakarta, selalu bernada sibuk. Telepon Stefanus juga tak diangkat. Kepada Bareskrim, Stefanus mengaku mengetahui penyertaan modal Herviano di PT Mitra Abadi berasal dari pinjaman yang dikucurkan Pacific Blue.
DEWI SUCI RAHAYU | TIM TEMPO | BC