TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menuding Abraham Samad sebagai pemicu perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI. Dugaan itu dipicu oleh kegagalannya dalam proses penjaringan calon wakil presiden.
"Peristiwa itulah yang akhirnya menciptakan krisis antara KPK dan Polri," ujarnya saat memberikan keterangan di hadapan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Rabu, 4 Januari 2015.
Menurut Hasto, Abraham memiliki dendam pribadi lantaran menuduh Budi Gunawan sebagai penyebab kegagalannya mendampingi Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2014. "Dalam pertemuan terakhir, dia mengaku sudah mengetahui (kegagalan) itu lantaran sudah menyadap," katanya.
Hasto menjelaskan, pernyataan itu disampaikan Abraham saat ia tengah menjajaki proses penjaringan kandidat pendamping Joko Widodo. Ia mengklaim enam kali menemui Ketua KPK itu di sejumlah tempat.
"Saat pertemuan kedua, dia juga pernah membuat pernyataan kalau memiliki andil terhadap hukuman ringan yang dijatuhkan kepada kader PDIP, Emir Moeis," katanya. "Pertemuan itu berlangsung di Apartemen The Capitol atas inisiatif Abraham," ujarnya.
Menurut Hasto, pengakuan itu merupakan bukti adanya pelanggaran sumpah jabatan dan kode etik yang bahkan bisa berujung pelanggaran pidana. "Ada banyak bukti dan saksi yang bisa membuktikan keterangan itu," katanya.
Dugaan pelanggaran Abraham Samad dilaporkan Direktur Eksekutif KPK Watch Muhammad Yusuf Sahide. Laporan itu didasarkan pada pengakuan seseorang dalam tulisan di blog Kompasiana yang menyatakan adanya pertemuan antara Abraham Samad dan petinggi PDI Perjuangan saat proses penjaringan cawapres tahun lalu.
Beberapa hari setelah pelaporan itu, Hasto membenarkan isi tulisan tersebut dalam konferensi pers. Ia mengklaim enam kali menemui Abraham guna membicarakan proses penjaringan cawapres yang tengah dilakukan PDIP. Salah satunya di Apartemen The Capitol.
Namun Hasto meralat kesimpulannya setelah meninggalkan ruangan Komisi Hukum. Menurut dia, informasi yang ia sampaikan itu belum menunjukkan bukti hubungan antara penetapan status tersangka Budi Gunawan dan kegagalan Abraham menjadi cawapres.
RIKY FERDIANTO