TEMPO.CO , Makassar: Gaun yang didominasi warna merah itu mampu melahirkan kesan anggun kepada model mempelai perempuan yang berjalan di atas catwalk. Tambahan warna emas sebagai payet mampu membuatnya tampak berkilauan. Kerah bajunya mengikuti bentuk leher. Sedangkan pada bahu hingga dada melingkar kain anyaman berwarna senada.
Bawahan gaun ini berupa rok dari sarung songket berbentuk span. Tepat di atas lutut, rok itu dibalut dengan kain tille hijau yang tipis dan mengembang. Menurut perancangnya, Musdalifah, gaya mermaid atau putri duyung dipilih dengan harapan menambah kesan seksi dan glamor.
Adapun model pria yang menjadi pasangan model perempuan tampak serasi dengan jas tutup dan celana merah dari kain songket. Nuansa hijau dan emas ditonjolkan pada bagian leher, bahu, dada, dan kancing jas. Musdalifah juga menambahkan ikat kepala anyaman yang disebut tanjak.
Musdalifah memberi nama gaun pengantin Sumatera Selatan yang dimodifikasinya dengan gaya lebih modern ini sebagai Romantic Couple of Sumatera Selatan. Sebenarnya, kata dia, baju adat Sumatera Selatan itu identik dengan warna merah dan emas. “Saya tambahkan hijau agar lebih hidup dan menyatu,” kata mahasiswi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar itu.