TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah iklan produk kebersihan buatan Malaysia menyinggung perasaan masyarakat Indonesia, terutama para tenaga kerja Indonesia. Sebab, dalam iklan tersebut, perusahaan alat pembersih, RoboVac, mencantumkan tulisan "Fire Your Indonesian Maid Now!" (Pecat Pembantu Indonesia Sekarang).
Hal ini mengundang Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi M. Hanif Dhakiri mengirimkan pesan pendek kepada Kementerian Tenaga Kerja Malaysia. "Perkenankan saya untuk mengungkapkan ketidaknyamanan kami berkaitan dengan iklan dari The RoboVac Malaysia (foto terlampir)."
"Iklan itu menciptakan kritik dari masyarakat di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, iklan seperti itu menghina pekerja Indonesia pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya," tulis Menteri Hanif.
Pesan pendek dari Menteri Hanif Dhakiri ditujukan kepada Menteri Tenaga kerja Malaysia pada Selasa malam, 3 Februari 2015.
Dalam lanjutan pesan tersebut, Hanif menuliskan bahwa pemerintah Indonesia mendapat keluhan dan protes dari berbagai kelompok Indonesia. Ia pun meminta pemerintah Malaysia untuk membantu menangani masalah pemasangan iklan ini dengan serius.
Iklan bermasalah tersebut adalah iklan produk iRobot berbentuk standing banner yang memasang tagline: "Fire Your Indonesian Maid Now!" Iklan itu secara tegas menunjuk kepada tenaga kerja Indonesia. Sebab, isi kalimat itu memberi penekanan pada kata “Indonesian” dengan cara digarisbawahi.
Gambar dalam iklan tersebut memperlihatkan seorang pria berkemeja hijau duduk melipat kaki di atas sofa sembari memegang robot pembersih tersebut.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, menyesalkan munculnya iklan sebuah perusahaan swasta yang sangat mengganggu perasaan bangsa dan rakyat Indonesia itu. Terlebih hal ini terjadi di tengah-tengah persiapan kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Malaysia pada 5-7 Februari 2015 yang bertujuan lebih memperkokoh dan memperdalam hubungan bilateral yang saling menguntungkan.
Dubes Herman menggarisbawahi pentingnya kedua bangsa dan negara untuk terus memperkokoh people-to-people links agar kedua bangsa dapat lebih saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Terlebih di saat negara-negara ASEAN akan segera memasuki tatanan komunitas ASEAN.
AISHA SHAIDRA