TEMPO.CO, Mataram - Pesawat Garuda Indonesia GA7040 yang tergelincir di Bandar Udara Internasional Lombok mulai dievakuasi pagi ini, 5 Februari 2015. “Karena adanya pesawat yang tergelincir tersebut, tidak dapat dilakukan pendaratan dan lepas landas di Bandara Internasional Lombok,” kata General Affair & Communication Section Head Angkasa Pura I di BIL Moch. Albar Wahyudi, Kamis.
Pesawat ATR 72-600 milik Garuda tersebut tergelincir pada Selasa, 3 Februari 2015, pukul 17.52 Waktu Indonesia Tengah (Wita). Akibatnya, Bandara Internasional Lombok ditutup.
Menurut Albar, dalam sehari, Bandara Internasional Lombok melayani 40 pesawat yang lepas landas dan 40 pesawat yang mendarat. Akibat penutupan tersebut, hanya satu pesawat yang mendarat di Bandara Internasional Lombok pada Rabu kemarin, pukul 20.00 Wita.
Pesawat Garuda GA7040 Denpasar-Lombok tergelincir di runway 13. Akibatnya, pesawat keluar dari bahu runway sejauh 20 meter arah selatan.
Pesawat tersebut diawaki pilot Richard Willems Alfon, kopilot Andri Pranowo Bakti, kopilot Rheza Ridwan, kru kabin Nuning Ayuni Zubair, dan kru kabin Stefani Ariesta Limenas. Selain itu, pesawat Garuda GA7040 membawa 28 orang penumpang dan satu bayi. Tidak ada korban jiwa akibat tergelincirnya pesawat tersebut.
PT Garuda Indonesia (Persero) telah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, untuk pemindahan pesawat.
VP Corporate Communications PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pujobroto membenarkan pesawat Garuda Indonesia GA7040 rute Denpasar-Lombok tergelincir di Bandara Internasional Lombok, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar pukul 17.03 Wita. Pesawat jenis ATR 72-600 PK-GAG tersebut ke luar landasan dan berhenti di rerumputan sesaat setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Lombok.
SUPRIYANTHO KHAFID