TEMPO.CO, Madiun - Jenazah Yuni Indah, 24 tahun, korban Air Asia QZ8501, langsung dimakamkan di kampung halamannya di Desa Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Rabu petang, 5 Februari 2015. Keluarga yang hendak membuka peti tidak diizinkan petugas pengawal peti yang tertutup rapat itu.
"Keluarga sebenarnya ingin melihat kondisi jenazah tapi tidak diperkenankan oleh petugas yang mengawal dari Surabaya," kata Nyadimin, paman Yuni. "Mungkin kondisinya sudah tidak layak maka setelah disalatkan langsung dimakamkan," katanya menambahkan.
Yuni adalah tenaga kerja Indonesia di Singapura. Dia menumpang pesawat itu seusai mengambil hak cuti lalu hendak kembali bekerja pada Ahad, 28 Desember 2014. Kepulangan Yuni untuk berlibur itu adalah yang pertama kalinya setelah empat tahun bekerja di Singapura.
Jasad Yuni diterima keluarga setelah akhirnya berhasil diidentifikasi tim Disaster Victim Identification Kepolisian Daerah Jawa Timur, Rabu, 4 Februari 2015. Jenazah Yuni dikenali lewat data DNA dan juga tinggi badan.
Menurut Nyadimin, jasad Yuni tiba di rumah orang tuanya di Dusun Sumberagung, Desa Balong, pukul 17.45 WIB. Setelah disemayamkan selama beberapa menit, sejumlah warga bersama beberapa pejabat jajaran Forum Pimpinan Daerah Ponorogo melakukan salat jenazah.
Tak berselang lama, jenazah TKI ini dikebumikan di tempat pemakaman umum desa setempat. "Tidak dimandikan lagi di rumah duka," kata Kepala Desa Balong Chalid Rahmat ketika dihubungi, Kamis, 5 Februari 2015.
Menurut perhitungan keluarga, jasad Yuni mereka terima tepat 40 hari setelah tanggal kematiannya. Karena itu, setelah pemakaman, keluarga dan tetangga langsung memanjatkan doa bersama untuk memperingati 40 hari meninggalnya Yuni.
NOFIKA DIAN NUGROHO