TEMPO.CO, Mataram - Pesawat Garuda Indonesia yang tergelincir di Bandara Internasional Lombok, Selasa, 3 Februari 2015, telah dievakuasi. Proses evakuasi berlangsung secara manual selama enam jam sejak pukul 08.00.
Manajer Operasi dan Teknik Bandara Internasional Lombok Adhi Utomo mengatakan evakuasi berlangsung secara manual karena tidak dapat menggunakan peralatan lain akibat kondisi tanah di sekitar pesawat. "Kami melibatkan 200 orang dan menggunakan ekskavator yang didatangkan dari Bali," katanya, Kamis, 5 Februari 2015.
Pesawat Garuda itu berhasil digeser sejauh 50 meter ke arah timur tenggara dari ujung landasan 13 di Bandara Internasional Lombok. Kondisi pesawat mengalami patah roda depan sebelah kanan serta gear dan as roda kanan. Evakuasi dinyatakan selesai sekitar pukul 14.10 Wita.
Bandara Internasional Lombok kini beroperasi kembali setelah ditutup akibat insiden pesawat Garuda yang tergelincir tersebut. Penerbangan pertama yang tiba di Bandara Lombok adalah pesawat Garuda dari Jakarta pada pukul 16.30 dan 18.30.
Adapun pesawat Garuda GA 7040 Denpasar-Lombok tergelincir di runway 13 sekitar 15 meter selatan shoulder dan 1 kilometer sebelum taxi way A. Pesawat diawaki kapten pilot Richard Willems Alfon bersama kopilot Andri Pranowo Bakti; kopilot Rheza Ridwan; dan dua awak kabin, Nuning Ayuni Zubair dan Stefani Ariesta Limenas. Serta 28 penumpang dan seorang bayi. Tidak ada korban jiwa akibat tergelincirnya pesawat tersebut.
Dalam satu hari, Bandara Internasional Lombok melayani 40 pergerakan naik dan 40 pergerakan turun pesawat. Namun, pada Rabu malam, 4 Februari 2015, pukul 20.00 WITA, hanya penerbangan pesawat sejenis ATR Garuda yang bisa mendarat.
SUPRIYANTHO KHAFID