TEMPO.CO, Bangkalan - Carok massal nyaris terjadi di antara warga dua desa, yakni Kombengan dan Katol Barat, di Kecamatan Geger, Bangkalan, Jawa Timur, Kamis, 5 Februari 2015. Perkelahian dengan saling mengacungkan celurit itu berhasil dicegah tokoh masyarakat setempat.
Namun, ketika ketegangan mereda, tiba-tiba saja terdengar dua kali letusan senjata api dari kerumunan salah satu kubu. Dua warga belakangan ketahuan terluka karena itu. Keduanya adalah Matsulan, 35 tahun, dan Rusdi, 30 tahun, warga Desa Kombengan, yang segera mendapat perawatan medis di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Syamrabu, Bangkalan.
Zuhri, satu di antara warga yang hampir carok massal itu, menuturkan peluru yang mengenai Matsulan lebih dulu menembus kaca depan hingga belakang sebuah mobil. Peluru kemudian mengenai punggung Matsulan yang sedang berlindung di belakang mobil tersebut. "Kalau Rusdi terkena tembakan langsung di paha," katanya, Kamis, 5 Februari 2015.
Sholeh, 40 tahun, paman Rusdi, menuturkan carok massal bermula dari pertengkaran dua pemuda dari kedua desa pada Rabu, 4 Februari 2015. "Saya tidak tahu masalahnya apa, cuma ada pertengkaran," katanya.
Karena perselisihan dianggap belum selesai, pemuda dari Desa Katol Barat (sebut saja AA) mendatangi rumah pemuda Desa Kombengan (sebut saja NN). Sukur, paman NN, lalu menasihati AA. "Tapi AA tidak mau dinasihati, dia melawan Sukur," katanya.
AA pulang tapi kembali bersama sekitar 30 warga Desa Katol Barat. "Mereka membawa senjata tajam," kata Zuhri.
Keluarga AA dan warga Dusun Korong Ajem melawan. Sekitar 10 orang menghadapi 30 warga Katol Barat. Beruntung, para pemuka desa berhasil menengahi. "Kami dan warga Katol hanya saling ancam dengan mengacungkan celurit," kata Zuhri.
Saat itulah tiba-tiba senjata api meletus sebanyak dua kali. Warga Desa Kombengan berhamburan mencari perlindungan. Ternyata dua tembakan tersebut mengenai Matsulan dan Rusdi yang berlindung di belakang sebuah mobil.
MUSTHOFA BISRI