TEMPO.CO, Sorong - Pengikut Labora Sitorus, pemilik rekening gendut Rp 1,5 triliun, siap mati demi mempertahankan majikannya. Freedy Fakdawer, adik angkat Labora Sitorus—pemilik rekening gendut Rp 1,5 triliun, menegaskan dirinya bersama ribuan pekerja akan pasang badan di depan apabila terjadi eksekusi paksa.
"Kita siap mati, pasti akan ada bentrok dengan keamanan, tapi kami tidak akan menyerah," ujarnya, Kamis, 5 Februari 2015.
Menurut dia, Labora tak bersalah. "Sudah jelas bahwa berita acara pemeriksaan yang diterbitkan kepolisian itu palsu, mengapa kemudian ia harus disidang dan mendapat hukuman? BAP itu juga bukan ditandatangani Labora, itu permainan polisi sendiri," katanya.
Dalam berita acara pemeriksaan yang diterbitkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua, Labora disebut bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Ia yang seharusnya lahir di Banjarmasin, 3 November 1961, ditulis Medan, 27 Desember 1962.
"Labora juga bukan sarjana S-1 seperti disebutkan. Ia hanyalah lulusan SMA. Herannya adalah, ia dibilang tinggal di Jalan Basuki Rahmat Km 12, Kota Sorong, padahal seharusnya di Jalan Pandjaitan," ucapnya.
Dominggas Mirino, karyawan Labora, menegaskan majikannya telah membantu banyak orang bekerja di perusahaannya. "Kami karyawan semua menolak Labora dipenjara. Kami siap berjuang demi Bapak Labora," ujarnya.
Labora sendiri menyatakan tak akan mengerahkan massa saat eksekusi berlangsung. "Tapi, kalau ada warga yang membela saya, itu hak mereka. Saya tidak bisa paksa."
Kepala Kepolisian Resor Kota Sorong Ajun Komisaris Besar Karimudin Ritonga mengatakan akan bernegosiasi agar Labora rela menyerahkan diri. "Ya, kita pendekatan persuasif dulu," ucapnya.
JERRY OMONA