TEMPO.CO, Jakarta – Maraknya kasus pembegalan di Kota Depok membuat warga yang tinggal di kota ini menjadi lebih waswas. Salah satunya adalah Kamielah, mahasiswa UI, yang tinggal di kos-kosan dekat kampus.
"Biasanya, kita jadi kura-kura atau kunang-kunang, sekarang kupu-kupu aja," ujar Kamielah, 22 tahun, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UI, saat ditemui Tempo, Rabu malam.
Tiga istilah tersebut lazim digunakan di kalangan mahasiswa. Kura-kura adalah kuliah-rapat-kuliah-rapat. Istilah ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang aktif terlibat organisasi kampus, sehingga hal yang sering mereka lakukan adalah rapat perencanaan. Kunang-kunang adalah kuliah-nangkring-kuliah-nangkring. Istilah ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang gemar nongkrong dengan teman-teman kampus seusai kuliah. Sedangkan kupu-kupu adalah kuliah-pulang-kuliah-pulang. Artinya, tipe mahasiswa yang langsung pulang seusai kegiatan kuliah.
Aksi pembegalan di Depok yang terjadi di atas pukul 21.00 membuat mahasiswa UI ikut waspada. Alifa, 23 tahun, mahasiswa FISIP UI, mengatakan dirinya memilih pulang ke kosannya lebih cepat. Dia pun memilih mengerjakan tugas kelompok di salah satu apartemen temannya ketimbang di kafe atau restoran di Jalan Margonda. "Kalau dari kafe kemalaman, kan, sama saja pulangnya nanti seram," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Eka, 23 tahun, mahasiswa FT UI. Biasanya, dia sering berkeliling Depok untuk menjajal berbagai makan. Dia pun juga sering beraktivitas di kampus hingga larut malam. Namun saat ini dia memilih untuk sudah ada di kosan paling lambat pukul 22.00. Dia yang biasanya berkeliling naik sepeda motor pun memilih berjalan kaki atau naik angkutan umum. "Takut dibegal dan dicuri sepeda motornya," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah mengatakan aksi pembegalan rawan terjadi tak jauh dari area kampus UI, seperti Jalan Margonda, flyover UI, Jalan Juanda, dan sekitar Jalan Tol Iskandar Siliwangi. Dia juga meminta warga yang melintasi daerah tersebut pukul 00.00-05.00 lebih waspada dan tak berhenti di jalan tersebut.
YOLANDA RYAN ARMINDYA