TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan masih akan bergerak pada level 5.275-5.350. Perkembangan harga minyak dunia (WTI dan Brent) dan publikasi terbaru data tenaga kerja Amerika Serikat (nonfarm payrolls) pada Januari lalu akan menjadi perhatian utama investor sebelum melakukan perdagangan saham.
Research Analyst dari PT NISP Sekuritas, Fita Fitria, menyarankan investor mengakumulasi saham-saham sektor infrastruktur dan perbankan, seperti PGAS, TLKM, BBRI, dan BBNI. Selain realisasi program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah Joko Widodo, menurut Fita, investor berekspektasi kenaikan harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap emiten yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur minyak dan gas.
“Khusus emiten perbankan, masih tetap akan dipengaruhi oleh kebijakan pemangkasan suku bunga The Reserve Bank of Australia,” kata Fita.
IHSG kembali mencapai level tertinggi di 5.348,84 dan berakhir menguat 23,57 poin (0,45 persen) pada level 5.315,29. Saham-saham konstruksi membebani laju indeks menjelang penutupan perdagangan. Saham ADHI anjlok 10,1 persen menjadi Rp 3.415, WSKT melorot 3,3 persen ke level Rp 1.770, dan WIKA turun 4,2 persen menjadi Rp 3.655 per lembar saham.
Fita menduga usul pembatalan penyertaan modal negara oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi penyebab anjloknya saham-saham konstruksi yang dihuni sebagian perusahaan milik negara itu. Alasannya, investor khawatir pembatalan tersebut akan menganggu realisasi program pembangunan konstruksi yang akan dilakukan pemerintah.
MEGEL JEKSON (PDAT)