TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran atas krisis utang Yunani kembali penghambat laju indeks pada perdagangan hari ini.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini melemah cukup tajam 40,2 poin (0,76 persen) ke level 5.275,08. Saham yang berpindah tangan mencapai 2,7 miliar lembar saham senilai Rp 3,4 triliun. Investor asing masih mencatat net buy Rp 148 miliar.
Analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan bursa Eropa dan Amerika yang ditutup datar kemarin gagal memberi sinyal positif bagi IHSG. "Penolakan Bank Sentral Eropa (ECB) terhadap surat utang Yunani sebagai jaminan dana talangan membuat pasar cenderung menahan diri."
Menurut Satrio, ECB tidak mau menerima jaminan utang yang notabene berkategori junk tersebut karena dikhawatirkan semakin memicu pelemahan mata uang euro. "Ketidakpastian ini membuat dana stimulus ECB yang masuk ke bursa dalam dua pekan terakhir, kini kembali dalam posisi wait and see."
Di sisi lain, rilis data Badan Pusat Statistik yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 hanya berada di posisi 5,02 persen year-on-year turut menyebabkan sentimen negatif. Data itu jauh di bawah asumsi pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5 persen.
Saham-saham BUMN yang menjadi penggerak indeks pun mulai kehilangan daya tariknya akibat rencana DPR memotong suntikan dana bagi BUMN. Satrio menyarankan pelaku pasar untuk menunggu indeks menembus support 5.250 terlebih dahulu sebelum melanjutkan akumulasi.
Dari pasar uang, rupiah kembali melemah setelah menjalani penguatan dua hari berturut-turut sejak Selasa, 3 Februari 2015. Rupiah melemah sebanyak 18 poin (0,15 persen) ke level 12.650 per dolar pada pukul 13.00 WIB.
PDAT | M. AZHAR