TEMPO.CO, Bandung - Studi kelayakan (feasibility study) kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan rampung pada Maret 2015. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan dalam proyek ini, Pemerintah Jawa Barat menggandeng Japan International Corporation Agency (JICA) untuk membuat studi kelayakan kereta yang mengadopsi Shinkansen Jepang ini.
"Kami sedang kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membuat feasibility study Shinkansen dari Jakarta-Bandung, yang diperkirakan cuma ditempuh dalam 37 menit. Insya Allah Maret sudah ada kajiannya," kata Deddy Mizwar di Bandung, Rabu.
Di tempat yang sama, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki mengatakan studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui proyek kereta bisa dilanjutkan atau tidak. Dalam studi tersebut juga akan dibahas jumlah biaya yang dibutuhkan untuk mendanai proyek ini.
Tanizaki optimistis proyek kereta api supercepat bisa direalisasikan dalam kurun waktu lima hingga enam tahun mendatang. "Karena kereta api tercanggih di dunia ini sudah dikembangkan 50 tahun di Jepang dan tidak pernah ada kecelakaan," kata dia.
Kereta api supercepat rute Jakarta-Bandung yang melintasi Kabupaten Karawang ini, adalah proyek yang digulirkan oleh pemerintah pusat. Selain kereta supercepat, menurut Tanizaki, ada sejumlah proyek lain di Jawa Barat yang didanai oleh Jepang.
"Saya tidak memiliki dokumen secara detail, tapi ada beberapa proyek yang akan dilaksanakan di Jawa Barat seperti pembangunan jalan, pembangkit listrik, serta pelabuhan," kata Tanizaki di Bandung, Rabu, 4 Februari 2015.
Salah satunya adalah proyek Pelabuhan Cilamaya, Karawang. "Saat ini penting melaksanakan diskusi atau mempertimbangkan mengenai proyek Cilamaya dengan koordinasi pemerintah Indonesia," katanya.
ANT | AHMAD FIKRI