Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masuk Disneyland , Vaksin Campak Lebih Dulu

image-gnews
Seorang wanita memakai  bando Daisy Bebek berfoto diantara tokoh klasik Donald dan daisy Bebek. Banyak pengunjung dewasa memakai aksesoris tokoh kartun yang mereka sukai saat berkunjung di Disneyland.  Tempo/Rully Kesuma
Seorang wanita memakai bando Daisy Bebek berfoto diantara tokoh klasik Donald dan daisy Bebek. Banyak pengunjung dewasa memakai aksesoris tokoh kartun yang mereka sukai saat berkunjung di Disneyland. Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO , Anaheim: Disneyland adalah tempat  membahagiakan di muka bumi untuk anak-anak. Namun, hati-hati ada sedikit hal yang bisa mengurangi kebahagiaan.

Pejabat kesehatan di California, Amerika Serikat memberi peringatan kepada anak dan semua orang untuk menjauh dari Disneyland sebelum mereka mendapatkan vaksinasi atau imunisasi penuh, terutama campak.

Ini berarti, semua bayi di bawah usia setahun, yang terlalu muda untuk divaksin, serta semua orang yang punya beragam alasan untuk tak imunisasi, disarankan untuk tak berkunjung ke Disneyland sebelum mereka mendapat vaksin. Hal ini terjadi karena merebaknya kasus penyebaran virus campak. Jumlah kasus ini belakangan makin meningkat di California.

Virus yang menular dan berpotensi mematikan ini telah menginfeksi sedikitnya 70 orang di enam negara bagian dan di Meksiko. Mengingat kondisi bahwa ada orang-orang dari seluruh dunia yang mengunjungi Disneyland, maka kemungkinan tempat ini bisa menjadi tempat epidemi campak dan berpotensi meningkatkan jumlah orang yang terjangkit penyakit ini.


Dilansir dari NBC News, kasus terbaru adalah  seorang perempuan Arizona berusia 50 tahun. Ia terjangkit campak i setelah mengunjungi taman bermain ini pada bulan Desember lalu.

"Kami sudah memiliki banyak kasus dalam dua setengah minggu sebanyak kasus yang ada di California setahun lalu," kata Gil Chavez, ahli epidemiologi California. "Dari wabah ini, kami bisa memprediksi adanya kasus tambahan. Maka, kasus ini bisa dicegah dengan vaksin."

"Orang-orang bertanya, apakah aman untuk mengunjungi tempat di mana campak sudah teridentifikasi ada dan berkembang. Jawabannya adalah ya, tetapi Anda harus sudah divaksinasi sebelumnya," kata Chavez.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penularan campak  melalui udara dan virusnya bisa tetap ada di kamar seseorang sekalipun si penderita sudah sembuh. Manusia bisa menjadi vektor penyebar virus ini sekalipun mereka sendiri belum mengalami gejala ini. Karena campak terlihat seperti orang yang terkena penyakit flu, sebelum berkembang menjadi ruam merah.

Campak lebih menular daripada polio, cacar atau flu. Dalam populasi orang yang tak divaksin, penderita bisa menginfeksi 11-18 orang. Sedangkan pada virus flu, setiap pasien hanya bisa menginfeksi 2-5 orang lainnya.

Sekitar 90 persen orang yang tak divaksin, tubuhnya tidak memiliki kekebalan. Sehingga saat mereka bernapas atau bersentuhan dengan penderita atau calon penderita maka mereka langsung terjangkit.

Virus ini memiliki masa inkubasi 21 hari, dan ini mengakibatkan orang-orang yang sudah terinfeksi dapat melakukan perjalan jauh sebelum mereka sadar kalau mereka terjangkit virus campak. "Campak bukan penyakit sepele," kata Chavez.

Warga Amerika kebanyakan takut divaksin karena dianggap bisa menyebabkan penyakit lainnya. Penelitian sudah membuktikan bahwa vaksin gabungan campak, gondong dan rubella (MMR) tidak menyebabkan autisme. "Vaksinasi itu aman dan efektif."

CNN | NBC NEWS | WINONA AMANDA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran