TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso menjadi salah satu kandidat Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Budi dikabarkan sedang menyusun laporan harta kekayaan penyelenggara negara untuk diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai salah satu syarat menjadi calon Kapolri.
KPK menyatakan siap membantu Budi menyusun laporan harta kekayaan. "Petugas KPK siap memberikan asistensi pengisian LHKPN jika diminta," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha melalui pesan singkat, Sabtu, 7 Februari 2015.
Budi, tutur Kompolnas, kesulitan menyusun laporan kekayaan karena banyak mengoleksi mobil jip dan senjata tua. Jadi, mantan bawahan Komisaris Jenderal Budi Gunawan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri itu menunggu orang yang tahu nilai barang-barang tersebut agar tidak dianggap memanipulasi harga.
Budi yang baru naik pangkat menjadi jenderal bintang tiga tersebut sama sekali belum pernah melaporkan hartanya ke KPK. Padahal penyelenggara negara berkewajiban melaporkan harta kekayaannya.
Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; dan Keputusan KPK Nomor KEP. 07/KPK/02/2005.
Budi Waseso belum menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara ke KPK. Sedangkan tiga calon Kapolri lain sudah menyetor LHKPN. "Hanya tinggal Budi Waseso," kata anggota Komisi Kepolisian Nasional, Adrianus Meliala, di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Februari 2015.
Budi Waseso, ujar Adrianus, sedang menyusun laporan harta kekayaannya. Namun mantan Kapolda Gorontalo itu mengalami kesulitan memperkirakan koleksi barang-barang antik miliknya. "Dia kolektor mobil jip dan senjata tua," ujar Adrianus.
Karena itu, tutur Adrianus, Budi Waseso masih menunggu orang yang tahu nilai barang-barang tersebut. Alasannya, supaya dia tidak dianggap memanipulasi harga. "Dia enggak mau bohong," kata kriminolog dari Universitas Indonesia itu.
LINDA TRIANITA | SINGGIH SOARES