TEMPO.CO , Jakarta: Dalam diskusi calon presiden yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada Juni 2014 lalu, calon presiden Prabowo Subianto melontarkan ide untuk kembali menghidupkan dan mengembangkan mobil nasional.
Tak hanya Prabowo, ide untuk memiliki mobnas sendiri sebenarnya sudah banyak bermunculan. Sebelum muncul program mobnas Timor pada 1996, Menteri Negara Riset dan Teknologi waktu itu, Bacharuddin Jusuf Habibie, sudah melahirkan ide untuk melahirkan mobnas yang diberi nama Maleo.
Sayang, keberadaan Maleo kandas dengan munculnya program mobnas Timor. Presiden Soeharto waktu itu lebih memilih perusahaan anaknya, PT Timor Putra Nasional, untuk mengembangkan mobnas Timor. Mobnas Timor mendapat fasilitas antara lain pembebasan bea masuk untuk impor mobil Kia Sephia, produksi Kia Motors Corp., Korea Selatan, yang dijadikan mobnas Timor.
Pasca Presiden Soeharto memberikan fasilitas kepada TPN, produsen mobil Jepang yang menguasai pasar otomotif di Indonesia, ramai-ramai mengajukan rencana untuk membuat mobnas. Bahkan perusahaan milik putra Soeharto lainnya, Bambang Triatmodjo, juga meminta fasilitas serupa kepada ayahnya seperti yang diberikan Soeharto kepada Hutomo Mandala Putra. Namun, Soeharto hanya memberikan fasilitas itu untuk TPN milik Tommy dan urunglah niat produsen otomotif lainnya saat itu membuat mobnas. Apalagi kemudian, krisis ekonomi dan keuangan melanda Indonesia.
Ini beberapa mimpi mobnas Indonesia itu:
1.Maleo – mesin kapasitas 1.200cc
Ide Menteri Negara Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie. Kandas setelah program mobnas Timor diluncurkan Presiden Soeharto lewat Inpres dan Keppres pada 1996.
2.Timor – sedan mesin kapasitas 1.300-1.500 cc
PT Timor Putra Nasional, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra, mengimpor utuh dari Kia Motors Corp. Korea Selatan, Kia Sephia. Dihentikan oleh keputusan WTO dan IMF.
3.Bimantara
Baru akan diproduksi PT Bimantara Citra, milik Bambang Trihatmodjo, kalau mendapat fasilitas yang sama seperti TPN. Bimantara waktu itu akan bekerja sama dengan Hyundai Motors Company.
4.Macan – minibus 1.800 cc
Rencananya akan diproduksi PT Texmaco, tapi perusahaan ini kemudian bangkrut saat krisis ekonomi dan keuangan melanda Indonesia.
5.Kancil
Kancil, singkatan dari kendaraan niaga cilik irit lincah. Rencananya mau diproduksi PT Kancil (Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari) tapi akhirnya sama sekali belum diproduksi.
6.Esemka – sport/suburban vehicle utility 1.500 cc
Produk mobnas hasil rakitan siswa-siswa sekolah menengah kejuruan di Surakarta yang kemudian dikembangkan oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) sebagai pemegang merek Esemka. Kandungan komponen lokal berkisar antara 50-90 persen. PT Esemka berencana untuk memproduksi SUV Rajawali tahun ini.
GRACE GANDHI (Tempo dan sumber lainnya)