TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang menghantui Jakarta, Senin, 9 Februari 2015, bakal berbuntut panjang. Setelah nanti air surut, warga perlu mewaspadai sederet penyakit yang biasa muncul seiring banjir.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan penyakit yang paling patut diantisipasi adalah leptospirosis alias kencing tikus. "Tahun lalu, puncak leptospirosis di Februari, 101 kasus," katanya, seperti ditulis Koran Tempo, hari ini. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri leptospira--banyak terdapat di urine tikus--yang dapat menular lewat air. Penderitanya bisa mengalami radang, gangguan ginjal dan hati, sampai keguguran.
Penyakit-penyakit lain yang datang mengiringi hujan adalah demam berdarah, chikungunya, infeksi saluran pernapasan akut, tetanus, diare, dan penyakit kulit. Khusus diare, Dinas Kesehatan DKI melihat pola yang sama. Awalnya, orang tua terserang karena mengkonsumsi air yang terkontaminasi bakteri. "Ibu yang diare membuat bayi-bayi yang disusui ikut sakit," kata Koesmedi, yang juga dokter spesialis ortopedi dan traumatologi. Penyakit-penyakit itu banyak mengintai warga Ibu Kota di tiga bulan pertama sejak pergantian tahun.
Amaranila Lalita Drijono, dokter spesialis kulit dan kelamin, mengatakan kulit merupakan bagian yang rentan selama banjir. Paparan terhadap air dalam waktu yang lama acap kali membuat kulit jadi keriput. "Kekuatannya jadi menurun dan mudah ditembus jasad renik," ujar anggota Dewan Eksekutif Kelompok Studi Dermatologi Laser Indonesia ini.
Saat kulit lemah, bakteri leptospira bisa dengan mudah melenggang. Kencing tikus bisa masuk lewat mata, mulut, atau kaki. Amaranila menyarankan agar selalu tetap melindungi kulit sepanjang banjir. "Khususnya bagi mereka yang berniat menolong korban," ujar dia. Caranya adalah dengan memakai alas kaki, selalu pakai baju biar pun basah, dan tidak berenang saat banjir.
DIANING SARI | REZA MAULANA