TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan upaya membuka manuver politik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad bukan untuk melemahkan lembaga antirasuah itu. Dia mengklaim tindakannya itu justru untuk memperkuat KPK yang mempunyai tugas berat memberantas korupsi.
"Saya juga tidak menutup mata, kebenaran yang saya ungkap bahwa di tengah misi yang begitu besar tersebut ada pihak yang diduga melakukan pelanggaran kode etik, yaitu dari salah unsur pimpinan KPK," ujar Hasto di gedung KPK, Jakarta, Senin, 9 Februari 2015.
Hasto tiba di gedung KPK pada pukul 14.05 WIB. Dia datang memenuhi undangan KPK untuk mengklarifikasi pernyataannya ihwal pertemuan Abraham Samad dengan beberapa elite politik partai banteng maupun NasDem.
Dia mengklaim telah mengantongi sejumlah bukti untuk menyeret Abraham ke lembaga etik KPK. "Bukti yang saya bawa ini telah memenuhi suatu persyaratan untuk dibentuk komite etik," ujar Hasto. Sayangnya, dia masih enggan mengemukakan bukti-bukti yang ia bawa tersebut. "Ya nanti saya sampaikan."
Sebelumnya, Deputi Pencegahan KPK Johan Budi mengatakan undangan tersebut terkait dengan tudingan Hasto kepada Ketua KPK Abraham Samad yang disebutnya melanggar koe etik sebagai pimpinan KPK. KPK berinisiatif membuat suatu pertemuan agar Hasto membeberkan bukti-bukti yang menguatkan pernyataannya.
Hasto yang hadir di Komisi Hukum DPR pada Rabu pekan lalu menyebut adanya pertemuan Abraham dengan elite PDIP sebelum pemilihan presiden 2014. Menurut dia, saat itu Abraham melakukan lobi politik agar bisa menjadi cawapres berpasangan dengan Jokowi.
Komite etik dibentuk bila pimpinan KPK melanggar kode etik maupun UU KPK. Jika pegawai yang melanggar, diproses melalui pengawasan internal lalu ke Dewan Pengawas Pusat (DPP) dan akhirnya dibentuk majelis etik.
LINDA TRIANITA