TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 70 petugas kebersihan dikerahkan untuk mengatasi banjir di Kompleks Istana Kepresidenan, terutama di depan Istana Negara. Pengamatan Tempo, beberapa petugas kebersihan terlihat berupaya mengalirkan air ke gorong-gorong.
Kemudian, saluran air itu mengalir ke sebuah sentral pompa di Kementerian Sekretariat Negara. Seorang petugas kebersihan, Trabas Raharjo, mengatakan semua petugas kebersihan itu adalah pegawai sehari-hari dan tak ada penambahan tenaga dari luar.
"Ada 70-an petugas kebersihan," kata Trabas di Istana Negara, Senin, 9 Februari 2015. "Sekarang, sebagian besar dikerahkan untuk mengepel."
Trabas—yang bekerja sebagai petugas kebersihan sejak era presiden Megawati—mengatakan banjir di Istana bukan karena saluran mampet. Trabas menganggap intensitas hujan tinggi sejak dinihari adalah penyebab Wisma Negara sempat terendam sekitar 6-7 sentimeter. "Begitu pompa dinyalakan, semua air keluar," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo pada pukul 13.00, Wisma Negara tergenang air setinggi mata kaki. Ada sekitar tujuh orang yang mengalirkan air ke luar Wisma. Di taman juga tampak beberapa genangan air. Sekitar pukul 14.45, air sudah menyusut.
Sebuah pompa dengan selang biru sudah disiapkan di parkiran Istana Negara untuk mengurangi intensitas genangan air. "Selain itu, ada pompa yang tersentralisasi dan diletakkan di kantor Sekretariat Negara," kata Trabas.
Semula, di depan ruang wartawan di Istana Negara terdapat genangan air sekitar 5 sentimeter. Namun, dalam hitungan menit, genangan tersebut menyusut kemudian hilang. Trabas menuturkan air itu disedot ke Sekretariat Negara lalu dibuang ke sungai di antara Jalan Juanda dan Jalan Veteran.
MUHAMMAD MUHYIDDIN