TEMPO.CO, Bekasi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi mencatat 16 titik banjir di wilayah setempat yang terjadi hari ini, Senin, 9 Februari 2015. Paling tinggi berada di Kecamatan Jatiasih, yakni mencapai 1,5 meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi Heri Ismiardi menyebutkan 16 titik banjir itu tersebar di Kecamatan Bekasi Utara, Jatiasih, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Rawalumbu, dan Medansatria. Ketinggian air rata-rata 30-150 sentimeter. "Paling tinggi di Perumahan Dosen IKIP, Jatiasih," kata Heri, Senin, 9 Februari 2015.
Di Perumahan Dosen IKIP, ratusan rumah terendam dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Petugas BPBD dibantu relawan telah melakukan evakuasi terhadap korban banjir di wilayah tersebut. "Perahu karet sudah ada, tapi mayoritas warga memilih bertahan di rumahnya di lantai 2," katanya.
Heri mengatakan banjir di titik lain relatif rendah, ketinggian mencapai 30-70 sentimeter. Misalnya, di Kecamatan Bekasi Utara; Perumahan Persada Sentosa, ketinggian air 30-40 sentimeter; di Perumahan Asri 2, ketinggian air 30 sentimeter; Kelurahan Harapan Jaya di RT 03 RW 20, ketinggian air 30 sentimeter.
Selain itu, di Kelurahan Harapan Baru RT 03 RW 08, ketinggian air 25 sentimeter. Sedangkan di Kecamatan Medansatria, tepatnya di Kelurahan Pejuang, sejumlah permukiman terendam banjir dari 20 hingga 70 sentimeter.
Di Bekasi Timur, paling parah di Perumnas 3, ketinggian air mencapai selutut orang dewasa, sedangkan permukiman lainnya relatif rendah. Di Rawalumbu, tepatnya di Perumahan Narogong, ketinggian mencapai lutut orang dewasa. Di Bekasi Barat, seperti di Bintara, Kranji, ketinggian mencapai 30 sentimeter. Adapun di Bekasi Selatan, ketinggian air juga mencapai 30 sentimeter.
Meski cukup rendah, banjir cukup merepotkan warga karena mengganggu aktivitas akibat jalanan lumpuh. Seorang warga Rawalumbu, Alif, 39 tahun, tak bisa mengantarkan anaknya sekolah di sekolah dasar di Perumahan Narogong. Meski sekolahnya tak kebanjiran, akses menuju sekolah itu putus akibat banjir selutut orang dewasa. "Tidak bisa dilalui kendaraan," katanya.
ADI WARSONO