TEMPO.CO , Jakarta- Kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia, yang mendorong penguatan saham sektor perkebunan, menjadi katalis dominan laju bursa saham pada pekan lalu. Kepala Riset PT First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan kenaikan harga tersebut membangun ekspektasi peningkatan kinerja keuangan emiten perkebunan.
David memperkirakan sentimen positif harga CPO tersebut masih akan membuat saham-saham perkebunan layak dikoleksi. Hingga akhir pekan lalu, pergerakan harga CPO, yang tetap stabil pada level RM 2.312 per ton, diyakini akan semakin meningkatkan daya tarik investor terhadap sektor saham tersebut.
“Saham perkebunan, seperti AALI dan LSIP, masih terus berpeluang melaju,” ujar dia Ahad, 8 Februari 2015.
Meski demikian, David meminta investor mulai berhati-hati dalam mengoleksi saham perbankan. Pasalnya, tanpa dukungan kehadiran sentimen positif, maraknya aksi beli investor asing cenderung bersifat spekulatif. Apalagi, pengumuman suku bunga acuan (BI Rate) dikhawatirkan akan berdampak aksi ambil untung. “Menjelang pengumuman BI Rate, sebaiknya berhati-hati mengakumulasi saham perbankan,” ujarnya.
Secara teknis, IHSG, yang telah mencapai upper bollinger bands, memang rentan terkoreksi. David memprediksi IHSG akan cenderung berada di level 5.290-5.370 pada awal pekan ini. “Dengan gerak volatilitas dua hari belakangan, harga mayoritas saham bakal kembali bergerak ke tengah.”
Apalagi, indeks Dow Jones, yang berakhir melemah 0,34 persen pada akhir pekan lalu, menambah sentimen negatif indeks. Guna meminimalkan risiko, investor tetap disarankan agar menambah portofolio saham defensif yang terdapat di sektor konsumsi, antara lain UNVR, INDF, dan KLBF.
MEGEL JEKSON