TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen positif dalam negeri kembali mendorong indeks saham untuk mencetak rekor tertingginya sepanjang masa.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini ditutup menguat 5,95 poin (0,11 persen) ke level 5.348,47. Indeks bahkan sempat melesat ke level tertinggi 5.375 pada intraday perdagangan, sebelum akhirnya melandai pada akhir sesi.
Analis PT Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, mengatakan indeks menguat setelah jumlah cadangan devisa bulan Januari meningkat ke level US$ 114,2 miliar dibanding bulan sebelumnya yang berada pada kisaran US$ 111,8 miliar. "Menguatnya struktur devisa kita mendorong pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli."
Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak laju indeks. Saham Bank Mandiri menguat 3,1 persen ke Rp 11.700 per lembar, saham Telkom Indonesia naik 1,1 persen ke Rp 2.860 per lembar, dan saham Bank BRI menguat 0,2 persen ke Rp 11.675 per lembar saham. Investor asing mencatat pembelian bersih Rp 364 miliar.
Meski telah mencatat rekor baru, Lanjar menduga indeks selanjutnya akan bergerak stagnan. Sebab, kondisi bursa regional Asia sedang tidak begitu bagus setelah data nilai ekspor Cina bulan Januari turun 3,3 persen dibanding bulan sebelumnya dan impor melemah drastis 19,9 persen.
"Turunnya nilai perdagangan menandakan aktivitas ekonomi di Cina semakin melambat," ujar Lanjar.
Karena itu, ia meminta pelaku pasar mewaspadai aksi ambil untung pada perdagangan berikutnya. "Saham konstruksi sudah mengalami tekanan jual, waspadai tekanan ini berlanjut ke saham-saham perbankan," kata Lanjar.
Bursa regional Asia cenderung melemah hingga pukul 17.00 WIB. Indeks Hang Seng melemah 0,6 persen, indeks Strait Times terkoreksi 0,39 persen, dan bursa India melemah 1,78 persen.
PDAT | M. AZHAR