TEMPO.CO,Surabaya -Mayat korban kecelakaan AirAsia QZ8501 terus berdatangan di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk diidentifikasi tim Disaster Victim Identification. Kemarin, ada tujuh jenazah yang masuk dan akan diperiksa postmortem pagi ini.
Satu di antaranya berpakaian pilot AirAsia. Namun belum dipastikan apakah itu pilot Kapten Iriyanto atau kopilot Remi Emmanuel Plesel. “Biarlah tim DVI bekerja dulu untuk membuktikan jenazah tersebut,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono.
Jenazah awak AirAsia tersebut ditemukan di Selat Karimata. Saat ditemukan, jenazah berada di bangkai kokpit pesawat dengan memakai baju pilot dan dasi bertulisan “AirAsia”. Kondisi jenazah sudah tidak utuh dan sulit dikenali. “Ada tanda bar di pundaknya,” kata Dono Sukoco dari Department Safety AirAsia.
Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, pada 28 Desember 2014. Pesawat itu membawa 155 penumpang dan tujuh awak. Hingga kemarin, tim DVI telah mengidentifikasi 72 korban, yakni 32 perempuan dan 40 laki-laki. Sisanya, 21 jenazah, belum bisa dikenali.
Badan SAR Nasional Makassar makin memperluas pencarian sampai ke perbatasan Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Namun pencarian tetap fokus di dua titik. Pertama, meliputi Pinrang, Parepare, Barru, dan Pangkep, Sulawesi Selatan. Kedua, mencakup Majene, Mamuju, dan Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. "Pencarian dilakukan tanpa batas waktu," kata Kepala Basarnas Makassar Roki Asikin.
Di Selat Makassar, hingga kemarin tim SAR telah menemukan 11 potongan tubuh dan puluhan barang penumpang serta serpihan pesawat. Di antaranya dudukan kursi, pintu darurat, jaket pelampung, tabung oksigen, tabung gas, dan dinding ruangan. Temuan itu didapatkan di sejumlah lokasi yang saling berjauhan, bahkan lintas provinsi.
M. SYARRAFAH | TRI YARI KURNIAWAN