TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kerja sama antara pabrikan mobil Malaysia Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara Abdullah Makhmud Hendropriyono bukan kerja sama untuk membuat mobil nasional. Kerja sama keduanya, kata JK, bersifat business to business.
"Itu b to b, antara perusahaan Proton dan perusahaan Pak Hendropriyono. Kita harus hargai," ujar Kalla di Bandar Udara Hang Nadim, Batam, Senin, 9 Februari 2015.
Menurut Kalla, ada kriteria yang harus dipenuhi untuk membuat mobil nasional. Salah satunya, semua proses pabrikan dari pembuatan badan mobil hingga perakitan kendaraan harus dilakukan di Indonesia.
"Perlu waktu tahunan untuk itu. Bisnis mobil tersebut bisnis padat modal dan teknologi, harus siap jangka panjang," ujar Kalla.
Kalla mengatakan gagalnya proyek mobil nasional pada masa lalu, seperti Timor, Bimantara, dan Esemka, karena ketidaksiapan berbisnis jangka panjang. Apabila berbisnis sekarang, kata JK, harus disiapkan onderdil dan komponen hingga 20 tahun ke depan. "Banyak yang tak sanggup, apalagi perusahaan baru," ujarnya.
Mengenai perusahaan Hendropriyono yang belum terdaftar, JK mengatakan masalah perizinan dan administrasi baru diurus jika sudah ada penandatanganan kontrak. Sedangkan antara Proton dan Hendro baru masuk tahap tanda tangan kesepakatan.
"Ini kan baru, tentu nanti masuk dalam tahap pelaksanaan, untuk nanti pasti butuh izin-izin resmi," katanya.
TIKA PRIMANDARI