TEMPO.CO, Jakarta - Kongres Umat Islam VI yang digelar di Yogyakarta bertujuan menjadi ajang silaturahmi antarmuslim di Indonesia. Namun pertemuan yang berlangsung 8-11 Februari 2015 itu ternyata tak mengundang jemaah Ahmadiyah.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin punya jawaban atas hal tersebut. "Ahmadiyah sudah dinyatakan di luar akidah islamiah oleh MUI," katanya seusai pembukaan di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Senin, 9 Februari 2015.
Meskipun tidak mengundang wakil dari jemaah Ahmadiyah, Din mengatakan, panitia kongres telah mengundang wakil dari Syiah. Namun Din mengaku belum mengetahui apakah perwakilan Syiah hadir dalam Kongres Umat Islam di Yogyakarta itu.
Din mengatakan peserta kongres dinilai cukup mewakili kelompok-kelompok di dalam Islam. Ada kriteria tertentu peserta kongres dan mereka merupakan pimpinan pada organisasi Islam. Menurut dia, kongres ini tak mungkin mengundang semua elemen kelompok Islam. "Kalau mau diundang semua, bisa ribuan jumlahnya," katanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang membuka kongres ini mengatakan, dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, 220 juta jiwa di antaranya penganut Islam. Tak mudah berbicara atas nama Islam di Indonesia karena banyak perbedaan aspirasi, pandangan, dan budaya. Namun ia yakin kongres ini akan memberikan jalan terbaik jika berbicara dengan baik.
Cendekiawan muslim Azyumardi Azra mengatakan peserta kongres ini memang didominasi oleh kelompok arus utama Islam di Indonesia. Misalnya saja, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Adapun kelompok “sempalan”, seperti Ahmadiyah, tidak ada. "Ahmadiyah, ya, enggak karena MUI sudah keluarkan fatwa sesat," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan, kongres ini berupaya menemukan bahwa komitmen Islam di Indonesia adalah Islam moderat. Islam ini adalah Islam yang menolak kekerasan. Islam moderat juga Islam yang ramah terhadap budaya lokal. "Atau seperti dalam forum ini, laki dan perempuan tidak dipisah," katanya.|
Model Islam moderat Indonesia, kata dia, merupakan percontohan Islam moderat di negara-negara lain. Model ini bisa menjadi kontribusi Islam Indonesia untuk dunia.
ANANG ZAKARIA