TEMPO.CO, Pinrang - Seorang pemulung, Sakka, menemukan potongan tulang dalam kaus kaki warna hitam setrip merah yang diduga korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501. Potongan tulang tersebut ditemukan Sakka ketika memungut plastik di pesisir Dusun Cappa Batue, Desa Tassiwalie, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin, 9 Februari 2015.
"Saya kaget karena kaus kaki itu ada tulang di dalamnya," kata Sakka di Pinrang Senin petang.
Penemuan tulang belulang yang diduga merupakan bagian dari penumpang Air Asia yang mengalami musibah pada 28 Desember lalu itu langsung dilaporkan kepada tim pencari korban Air Asia QZ8501. Tim Badan SAR Nasional langsung mengevakuasi tulang tersebut.
Kepala Basarnas Sulawesi Selatan dan Barat Roki Azikin mengatakan tulang temuan warga Pinrang tersebut diduga milik penumpang Air Asia yang mengalami musibah. "Potongan kaki dari jari hingga mata kaki itu diduga penumpang Air Asia," kata Azikin.
Potongan tulang yang diduga penumpang pesawat Air Asia QZ8501 itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Lasinrang, Kabupaten Pinrang.
Selain potongan tulang, Tim SAR juga menemukan dua serpihan mirip bodi pesawat Air Asia QZ 8501. Kedua serpihan ini dibawa ke Posko SAR Kota Parepare.
Anggota Basarnas Makassar, Arman, menyatakan penemuan potongan kaki di pesisir pantai Pinrang itu merupakan ke-12 yang ditemukan selama 13 hari masa pencarian di Selat Makassar.
Sejauh ini, dari 12 potongan tubuh yang didapat di Selat Makassar, beberapa di antaranya berhasil diidentifikasi oleh tim DVI. Sebut saja, Saiful Rakhmad, 38 tahun, teknisi Air Asia QZ8501, dan Joe Jeng Fei, 58 tahun, seorang penumpang pesawat yang jatuh di Selat Karimata, akhir Desember lalu.
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Air Asia QZ8501 membawa 155 penumpang dan tujuh awak.
SUARDI GATTANG