TEMPO.CO, Makassar - Puing yang disinyalir sebagai bagian pesawat Air Asia PK-AXC QZ8501 ditemukan mengapung di pantai Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Senin, 9 Februari, sekitar pukul 15.00 Wita. Serpihan itu ditemukan nelayan setempat bernama Damris, 31 tahun, di kawasan pesisir Dusun Waigamo, Desa Ulidang, Kecamatan Tammeredo Sendana, Kabupaten Majene.
"Puing yang diduga serpihan pesawat Air Asia QZ8501 itu didapati di perairan Selat Makassar, kurang-lebih tiga mil dari pinggir pantai Dusun Waigamo," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Endi Sutendi, Selasa, 10 Februari 2015.
Serpihan tersebut berwarna putih dan berukuran panjang sekitar tiga meter. Menurut Endi, benda itu terbuat dari fiber. Hingga kini, puing yang diduga bagian pesawat yang jatuh di Selat Karimata akhir tahun lalu itu telah diamankan di Kepolisian Resor Majene.
Endi mengatakan pihaknya akan segera menyerahkan temuan itu ke Badan SAR Nasional Makassar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Majene. Sebelumnya, tim SAR menemukan alat pemancar sinyal darurat atau emergency locator transmitter (ELT) di perairan Kabupaten Mamuju Tengah. Diduga benda itu bagian Air Asia QZ8501.
Hingga hari ke-14 pencarian Air Asia di Selat Makassar, tim SAR telah menemukan 12 potongan tubuh, puluhan barang milik penumpang, dan serpihan yang diduga bagian pesawat nahas itu. Bagian tubuh terakhir berupa potongan kaki sebatas tumit yang mengenakan kaus kaki berwarna merah-hitam yang ditemukan di pinggir pantai Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin, 9 Februari 2015.
Kepala Kantor Basarnas Makassar Roki Asikin mengatakan pihaknya belum menetapkan batas waktu pencarian Air Asia QZ8501 di Selat Makassar. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir cukup banyak temuan di sepanjang pesisir pantai Sulawesi. "Kami tunggu instruksi dari Basarnas pusat. Selama belum ada perintah (berhenti), kami terus lakukan pencarian," ucapnya.
Saat ini, pos SAR Air Asia di Pulau Sulawesi pun diperbanyak mengingat cakupan temuan semakin luas, meliputi tiga provinsi. Terdapat posko baru yakni di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Enam posko lain berada di Sulawesi Barat (Kabupaten Polman, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju Tengah dan Kota Mamuju) dan Sulawesi Selatan (Kota Parepare dan Kota Makassar).
TRI YARI KURNIAWAN