TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan kekesalannya terhadap PT Perusahaan Listrik Negara yang memutus aliran listrik ke sejumlah pompa air di Jakarta Utara. Menurut Ahok, pemadaman listrik inilah yang menjadi biang banjir di Jakarta dua hari ini.
Ahok mengatakan pemompaan dari Waduk Pluit terpaksa berhenti karena PLN memutus jaringan listrik di wilayah utara. "Ya, tenggelam karena enggak dipompa. Kenalah Istana. Makanya saya bilang ke Pak Presiden, harusnya waduk di Jakarta ini enggak boleh putus listrik," ujarnya.
Namun PLN punya pertimbangan sendiri dalam memutuskan pemadaman listrik di sejumlah titik banjir. Dalam siaran pers yang dimuat di situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PLN menyatakan memprioritaskan keselamatan masyarakat yang dilanda banjir.
Pasalnya, air merupakan salah satu konduktor listrik. Karena itu, genangan air yang terkena aliran listrik berpotensi membahayakan keselamatan manusia. Selain itu, potensi terjadinya hubungan pendek arus listrik atau korsleting juga sangat besar dalam kondisi banjir.
PLN mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak yang disebabkan oleh banjir, termasuk bahaya listrik. PLN akan berupaya keras mengamankan masyarakat dari bahaya listrik saat banjir dengan memutus aliran listrik dari gardu distribusi.
Hingga pukul 09.00 WIB hari ini, gardu distribusi yang dipadamkan berjumlah 566. Gardu-gardu tersebut tersebar di Marunda, Cikupa, Kebon Jeruk, Bandengan, Cengkareng, Teluk Naga, Tanjung Priok, Menteng, Cikokol, Jatinegara, dan Cempaka Putih.
Listrik akan kembali dialirkan jika rumah warga dan lingkungan permukiman sudah dalam keadaan kering serta instalasi di rumah sudah siap mendapat aliran listrik. Selain itu, PLN juga akan mengecek gardu untuk memastikan kesiapannya mendistribusikan listrik.
IQBAL MUHTAROM