Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sodetan Ciliwung, Warga Ngotot Minta Ganti Untung

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Pipa berdiameter 4 meter digunakan sebagai saluran gorong - gorong pada proyek pembangunan sodetan Ciliwung di Kebon Nanas, Jakarta, 16 Januari 2015.  TEMPO/Frannoto
Pipa berdiameter 4 meter digunakan sebagai saluran gorong - gorong pada proyek pembangunan sodetan Ciliwung di Kebon Nanas, Jakarta, 16 Januari 2015. TEMPO/Frannoto
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Target penyelesaian sodetan Kali Ciliwung dipastikan meleset jauh. Semula sodetan ditargetkan rampung pada Maret 2015. Tapi, karena pembebasan lahan warga di Bidara Cina belum dilaksanakan, target direvisi hingga akhir tahun ini.


Camat Jatinegara, Syofian Thaher, menduga alotnya negosiasi dengan warga Bidara Cina karena mereka tak mau digusur. Lantas, warga menuntut pemerintah membayar tanah dan bangunan dengan harga tinggi. Mereka berharap pembebasan lahan urung terlaksana. "Mereka sepertinya tak punya sertifikat resmi kepemilikan tanah sehingga ngotot tak mau digusur," kata Syofian kepada Tempo di kantornya, Senin, 9 Februari 2015.


Dia menyebut ada 299 peta bidang di Bidara Cina yang harus dibebaskan. Tapi, baru 48 peta bidang yang bisa diukur oleh tim panitia pembebasan tanah per Januari 2015. Sisanya belum diukur karena ditolak warga dengan beragam alasan, mulai dari dugaan kecurangan tim pengukur hingga belum disampaikannya harga ganti untung oleh pemerintah.


Sugiyanto, 43 tahun, mengakui bila dia tak punya sertifikat kepemilikan tanah. Klaim atas tanah dan rumah dua tingkatnya seluas 3x6 meter itu hanya berdasar pada akta jual beli yang diperoleh pada 1980. "Waktu itu belinya masih murah," kata warga RT 08 RW 04, Kelurahan Bidara Cina ini.

Meski tak punya sertifikat tanah, dia bersikeras menuntut harga ganti untung atas tanah dan bangunan miliknya dengan harga selangit. "Paling tidak 10 kali lipat dari Nilai Jual Objek Pajak yang sekitar Rp 2,7 juta per meter persegi," kata Sugiyanto.

Menurut dia, besaran harga ganti untung itu ditetapkan warga setelah mengetahui harga tanah pom bensin Jalan Otista Raya, persis di muka jalan masuk kampung warga, yang pernah dibeli hingga Rp 50 juta per meter persegi. Sehingga, kata Sugiyanto, banderol yang dituntut warga dinilai tak berlebihan.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rosmaningsih, warga RT 10 RW 04, bernasib sama dengan Sugiyanto. Dia tak punya bukti resmi kepemilikan tanah. Dia menyebut tanah miliknya diperoleh secara turun menurun. "Orang tua saya yang pertama kali menempati rumah ini," tuturnya. Dia bungkam tatkala ditanya kemungkinan pemerintah menagih bukti kepemilikan tanah saat hendak membayarkan ganti untung. "Tak ada yang bisa saya tunjukkan," kata perempuan 45 tahun itu dengan suara lirih.


Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana, menyebut pemerintah sedang meneliti kepemilikan tanah di Bidara Cina untuk mengatasi dugaan warga tak punya sertifikat. Penelitian itu di bawah kendali Badan Pertanahan Nasional. "Biar semuanya jelas," ujarnya.

Ihwal harga ganti untung yang diminta warga, Bambang menilai tuntutan itu tak masuk akal. Dia menjelaskan warga Bidara Cina berhak menegosiasikan biaya ganti untung yang mereka kehendaki, tapi harus berlandaskan asas kepatutan. "Harga itu sudah dapat membeli tanah di kawasan premium Jakarta," kata Bambang.

Dia menambahkan pemerintah terus berupaya menggelar negosiasi dengan warga Bidara Cina. Namun, pemerintah juga punya tenggat waktu agar proyek sodetan selesai tepat waktu. Bila warga masih resisten, pemerintah tak segan mengambil solusi terakhir. "Surat peringatan pertama, kedua, tak digubris, maka pemerintah terpaksa menertibkan dan konsinyasi pengadilan," ujarnya.

RAYMUNDUS RIKANG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

1 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

13 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

22 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

23 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.


Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

26 hari lalu

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.


Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

26 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.


Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

27 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.


Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

27 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua


Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

28 hari lalu

Ilustrasi orang tenggelam. pulse.com.gh
Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun