TEMPO.CO, Jakarta - Bangunan toilet itu berbentuk kotak persegi panjang dengan tiga pohon menyembul dari tiga lubang di bagian atapnya. Sekilas mirip kotak tisu. Adapun fasad bangunan terlihat manis dan sederhana dengan pemanfaatan batu bata ekspos yang ditata acak. Untuk ruangan toiletnya, kubikal sengaja dibikin tidak penuh demi memudahkan sirkulasi udara dan cahaya.
Sayangnya, toilet keren itu belum bisa kita sambangi karena masih berupa maket yang dirancang arsitek Han Awal. Selain itu, ada sembilan desain toilet lainnya yang dirancang sederet arsitek, di antaranya Ahmad Djuhara, Achmad Noerzaman, dan Andra Matin. Kesepuluh rancangan itu dipampang selama sebulan dalam pameran Toilet Publik di Ruang Publik (TPDRP) di Kota Tua, Jakata Pusat, sejak 3 Februari lalu.
Si empunya gawe adalah arsitek sekaligus penulis, Avianti Armand. Ide menggarap program TPDRP muncul karena ia gemas melihat kondisi maupun ketersediaan toilet di ruang publik. Dia menggandeng rekan-rekannya untuk membangun WC umum yang lebih ramah bagi pembuang hajat di ruang-ruang publik Jakarta.
Para arsitek itu diminta mendesain toilet yang rencananya didirikan di 12 titik di Monas. Untuk pembiayaannya, Avianti bakal bekerja sama dengan sejumlah vendor. Itu artinya pemerintah tinggal membantu lewat kemudahan perizinan, serta penyediaan infrastruktur
Dalam menggarap desain TPDRP ini, para arsitek diberi keleluasaan berkreasi. “Tapi kami 'mengikat' mereka dengan kebutuhan toilet,” kata Avianti, seperti ditulis Koran Tempo, Selasa, 10 Februari 2015. Kebutuhan itu, di antaranya, merujuk pada jumlah water closet dan wastafel. Rencananya, dalam satu bangunan akan ada enam toilet kubikal, enam wastafel, tiga urinoir, serta masing-masing satu kubikal untuk laki-laki dan perempuan penyandang disabilitas.
Urusan konstruksi, pencahayaan, dan sirkulasi pada sepuluh desain itu juga ada benang merahnya. Avianti mengungkapkan dirinya mensyaratkan sirkulasi yang lancar dan pencahayaan alami untuk semua bangunan TPDRP. “Sehingga saat pagi sampai sore, bangunan toilet tersebut sudah benderang tanpa perlu menyalakan lampu,” ujarnya.
Belakangan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta Avianti cs menggeser proyek mereka dengan alasan terlalu banyak pihak yang terlibat pada pengelolaan Monas. Jadi, WC-WC kece itu bakal dibangun di Taman Langsat dan Ayodya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, serta Taman Suropati dan Situ Lembang di Menteng, Jakarta Pusat.
ISMA SAVITRI | REZA MAULANA