TEMPO.CO, Parepare - Tim Basarnas Sulawesi Tengah menyerahkan serpihan yang diduga bagian dari bagian sayap pesawat Air Asia ke Basarnas Sulawesi Selatan. Serpihan sepanjang 5,3 meter dan 4,3 meter itu ditemukan di perairan Donggala.
"Serpihan itu ditemukan oleh Basarnas yang melakukan pencarian pesawat naas di daerah itu," kata Koordinator Pencarian Basarnas Palu, Mercy R., saat ditemui di Parepare, Rabu malam, 11 Februari 2015.
Tim pencari pesawat Air Asia menemukan sedikitnya 76 serpihan yang diduga bagian dari pesawat QZ8501 yang ditemukan di perairan Makassar, Pinrang, Majene, Mamuju, dan Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Dan 12 mayat dengan masing-masing enam body part (potongan jenazah) ditemukan di Majene, Sulawesi Barat, dan enam body part di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Mercy mengatakan, sebanyak 21 serpihan ditemukan tim Basarnas maupun warga setempat untuk wilayah Sulawesi Tengah sendiri. Sejumlah serpihan yang ditemukan, kata Mercy, berupa serpihan yang diduga bagian sayap pesawat, kursi yang berada di kelas ekonomi ataupun bisnis, bagian jendela pesawat, serta sekat antara kelas bisnis, ekonomi, dan kabin pesawat.
"Termasuk bagian bagian kecil seperti alat pemadam api ringan (apar) dan bagian lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu," kata Mercy.
Kepala Basarnas Sulawesi Selatan Roki Azikin mengatakan serpihan-serpihan tersebut ditemukan selama pencarian dilakukan di perairan tiga provinsi itu. "Serpihan ini bukan hanya ditemukan pada hari ini saja, tetapi selama proses pencarian dilakukan oleh Basarnas.”
Serpihan-serpihan ini, menurut dia, akan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan berkoordinasi dengan pihak Air Asia, sebagai bahan masukan.
Sementara kata dia, sebagian tim Basarnas saat ini ditarik ke Makassar untuk melakukan siaga harian. "Artinya bersiaga jika sewaktu-waktu mendapatkan informasi penemuan, maka Basarnas langsung mendatangi lokasi tersebut."
Adapun posko yang didirikan di Parepare akan dipindahkan ke Kabupaten Pinrang karena ditenggarai serpihan-serpihan dan body part terbawa arus ke perairan Pinrang dibanding ke perairan Parepare. "Jadi pencarian tidak dihentikan, sebab sebagian masih melakukan pencarian korban Air Asia di sepanjang pesisir," katanya.
SUARDI GATTANG